Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PUPR Merasa Ngeri Lihat Perbukitan Jadi Perumahan di Sumedang

Kompas.com - 14/01/2021, 12:12 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan membantu Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk merelokasi warga di sekitar lokasi longsor.

Basuki meninjau langsung lokasi longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu.

Menurut Basuki, lokasi longsor dan wilayah sekitarnya yang meliputi permukiman di atas bukit dan di kaki bukit tidak layak dijadikan permukiman.

Baca juga: Longsor Sumedang, 1.020 Jiwa Mengungsi ke Rumah Kerabat

Basuki menuturkan, untuk lokasi relokasi, Kementerian PUPR akan membantu membangun rumah permanen.

"Ini harus direlokasi, kami akan membantunya. Untuk lahannya nanti disiapkan pemerintah daerah. Tapi jangan sembrono, lokasinya harus aman dari longsor," ujar Basuki kepada Kompas.com usai meninjau lokasi longsor, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Gaya Santai Ridwan Kamil, Bahas Efek Samping hingga Hoaks soal Vaksin

Basuki menuturkan, Pemkab Sumedang juga harus segera mengevaluasi izin perumahan di wilayah perbukitan yang rawan longsor.

"Yang kedua, perizinan juga harus mengevaluasi itu, mana-mana yang sudah berizin harus dievaluasi. Ini lokasi rawan semua, ngeri lihatnya," tutur Basuki.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman mengatakan, Pemkab Sumedang akan menyiapkan lokasi relokasi di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Cimanggung.

"Pembangunannya dari Kementerian, kami akan siapkan tanahnya di sejumlah tanah kas desa di wilayah Cimanggung. Dengan catatan, lokasi yang akan disiapkan benar-benar aman dari bencana," ujar Herman.

Baca juga: Penjelasan Ridwan Kamil soal Karawang Tidak Ikut Vaksinasi Tahap I

Herman menambahkan, Pemkab Sumedang menetapkan siaga darurat bencana hingga 29 Januari 2021.

"Siaga darurat bencana kami tetapkan dari tanggal 9 hingga 29 Januari 2021, jadi 21 hari. Kami akan evaluasi sesuai perkembangan," kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com