Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Wacanakan Wisatawan Wajib Tunjukkan Rapid Test Antigen

Kompas.com - 14/12/2020, 14:56 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sedang merancang wacana untuk mewajibkan wisatawan yang datang untuk menunjukan hasil rapid test antigen terbaru jelang libur panjang akhir tahun.

Wacana itu digagas untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Jabar yang pernah terjadi pada Oktober lalu.

"Sedang ada wacana persiapan jika di libur panjang akan datang ke zona pariwisata seperti Kota Bandung, Bandung Barat, Pangandaran, itu wajib menyertakan bukti rapid test antigen. Kalau Bali kesepakatannya dengan PCR, kalau Jabar yang tidak terlalu berbasis penerbangan itu kita akan coba diskusikan cukup dengan bukti rapid test antigen," kata Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/12/2020).

Baca juga: Ridwan Kamil Larang Perayaan Tahun Baru di Jabar

Berkaca pada lonjakan kasus sebelumnya, Emil menilai kebijakan itu perlu dilakukan mengingat tingkat okupansi rumah sakit di Jabar sudah mencapai 75 persen atau masuk fase krisis menurut standar WHO.

"Kenapa dilakukan, karena kesimpulan dari data libur panjang kemarin meningkatkan kasus Covid cukup signifikan dan membebani rumah sakit secara signifikan. Dari pengalaman itu kita ingin memastikan tamu yang datang dan pergi adalah mereka yang sudah bersih dari Covid," paparnya.

Ia mengatakan, rapid test yang dipakai Pemprov Jabar tak akan lagi menggunakan rapid test antibodi.

"Dan kita tidak akan lagi menggunakan rapid test antibodi tadi, sudah disampaikan kita akan hentikan sama sekali," jelasnya.

Seperti diketahui zona merah Covid-19 di Jabar kembali bertambah jelang libur panjang akhir tahun.

Daerah tersebut antara lain, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok dan Kota Cimahi.

"Zona merah kita bertambah menjadi delapan daerah kita harus wasapda. Yaitu, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi ada kenaikan signifikan dari zona kuning ke zona merah. Kabupaten Bandung Barat kembali zona merah. Kota Bandung, Kota Depok, Kota Cimahi (zona merah juga). Kepada yang zona merah untuk terus memperhatikan potensi yang akan terjadi," kata Emil, sapaan akrabnya.

Pemicu peningkatan kasus Covid-19

Emil menjelaskan, pemicu utama peningkatan kasus Covid-19 di Jabar adalah klaster keluarga. Karena itu, kata dia, Pemprov Jabar akan menyediakan 15 gedung untuk dijadikan ruang isolasi mandiri seiring mulai tingginya tingkat keterisian rumah sakit.

"Dari hasil kajian, memang klaster keluarga ini sedang meningkat. Itulah kenapa kita memperbanyak ruang isolasi mandiri untuk menggeser mereka ke ruang isolasi mandiri. Khusus Kabupaten Bekasi selalu berhubungan dengan naiknya klaster industri," tuturnya.

Namun, kata Emil, pemicu lainnya adalah masih terjadinya laporan data ganda yang diumumkan pemerintah pusat sehingga angka kasus harian di Jabar selalu tinggi.

Ia mencontohkan, dari tanggal 1 Desember sampai 13 Desember, kasus baru Covid-19 mencapai 9.000 kasus, sementara kasus lama 4.600 kasus.

Baca juga: Hari Ini Polda Jabar Periksa Rizieq di Polda Metro soal Acara di Bogor

Ridwan Kamil mengakui, sistem zonasi sedikit kurang sempurna karena kasus harian di Jabar tercampur kasus lama yang diumumkan pusat telat.

"Tapi karena datanya apa adanya saya hanya bisa menyampaikan bahwa 9.000 kasus harian, 4.600 kasus lama itu kan signifikan. Nah, itu tercampur-campur. Jadi analisa jumlah hariannya masih terkendala. Komitmen dari Pak Luhut dan pemerintah pusat, perbaikan sistem baru akan dilakukan di bulan Januari dengan kontrak IT yang lebih baik," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com