PEKANBARU, KOMPAS.com - Pahlawan di masa lalu mengangkat senjata dan berperang demi mengusir penjajah.
Namun, nilai-nilai kepahlawanan ini masih terus relevan terutama dengan beragam tantangan yang muncul setelah pandemi Covid-19 melanda.
Sosok pejuang ekonomi di masa pandemi tersebut, salah satunya dapat ditemukan di pinggir Sungai Kampar, tepatnya di Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Abbas (77), si pandai besi yang menjadi pejuang ekonomi keluarga dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November 2020, di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Kisah Edi Bertahan di Masa Pandemi, dari Juragan Furnitur Jadi Penjual Ketan Bakar
Abbas ini adalah kepala tukang pandai besi dalam kelompok industri kecil menengah (IKM) Rumbio Jaya Steel, di Desa Teratak.
Di lokasi ia bekerja riuh rendah suara baja ditempa palu raksasa. Suara logam berdentang memercikan api dari lempengan baja.
Suara tempaan itu saling bersahut-sahutan ketika sejumlah lelaki bertangan kekar dengan sabar membentuk baja keras menjadi alat panen perkebunan.
Abbas tampak tak beranjak meski harus dikelilingi panasnya bara dan percikan api yang melenting.
Baca juga: Sales Roti Ditangkap Densus 88 Antiteror di Lampung, Ketua RT: Saat 17-an Ikut Pasang Bendera
Sesekali dia menyapu keringat yang mengucur di wajah dengan lengan bajunya.
Pria berjenggot putih ini layak disebut 'pahlawan', karena dedikasi dan semangatnya menularkan ilmu pandai besi di kampung itu.
Sudah banyak warga yang belajar pandai dari Abbas. Guru tanpa gelar ini tak sungkan menularkan ilmunya.
"Di kampung saya ini sudah ada sekitar 250 orang pandai besi," sebut Abbas kepada Kompas.com, Selasa.
Dari 250 orang itu, kakek 13 orang cucu inilah yang paling senior sekaligus guru dari pandai besi lainnya.
Sambil menghempaskan palu martil, Abbas mengaku sudah puluhan tahun menggeluti pandai besi.
"Sejak sekitar tahun 1960-an," kata Abbas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.