BANDUNG, KOMPAS.com - Edi Mulyana (37), terlihat sibuk mengipas ketan bakar. Di bagian depan rodanya, pembeli sudah mengantre.
Ada dua jenis ketan yang dijualnya. Yakni ketan goreng dan bakar. Untuk topingnya ada sambal oncom, serundeng dan toping tumis lebaran.
Harganya tetap sama, Rp 5.000. Harga yang nyaman di kantong dan rasanya yang enak, membuat ketan ini laku keras.
Hanya dalam waktu 3 jam, 100 potong ketannya laku terjual di acara Pasar Rakyat RT 09 RW 11 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.
“Alhamdulillah, hari ini habis cepat,” ujar Edi kepada Kompas.com di Bandung, Minggu (8/11/2020).
Baca juga: Pasar Rakyat Ala RT di Bandung Ramai Peminat, Geliatkan Ekonomi Warga Terdampak Covid-19
Edi menjelaskan, ketan bakar ini hanya bisnis tambahan saat pandemic Covid-19. Bisnis utamanya adalah furniture.
Namun karena pandemi, penjualannya menurun drastis hingga 40 persen. Karena berkurangnya pemesanan, ia pun terpaksa memberhentikan 3 pekerja borongannya.
“Pegawai saya ada 6, yang tiga pekerja borongan. Karena enggak ada kerjaan, jadinya yang tiga ini diberhentikan dulu. Nanti kalau sudah ada pekerjaan lagi, akan dipanggil lagi,” ucap dia.
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Nelayan Diajarkan Berjualan Ikan via Online
Edi kemudian berpikir, darimana ia mendapat uang tambahan selama pandemi. Ia kemudian tertuju pada istrinya.
Selama ini, istrinya hobi masak. Apalagi dengan jumlah anak yang banyak, sang istri kerap membuat makanan yang enak, unik, dan murah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan