YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 47 santri yang berasal dari dua pondok pesantren di Kabupaten Sleman terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, dua ponpes tersebut berada di Kecamatan Ngaglik dan Kecamatan Prambanan.
"Yang terkonfirmasi (positif) ada 47 santri," ujar Joko Hastaryo, Selasa (29/9/2020).
Joko merinci, sebanyak 41 santri berasal dari pondok pesantren di Kecamatan Ngaglik.
Sedangkan untuk enam orang santri lainnya dari pondok pesantren di wilayah Prambanan.
Baca juga: 30 Orang di Sleman Sembuh dari Covid-19, Sebagian Tenaga Kesehatan
Menurutnya, dua pondok pesantren tersebut direkomendasikan untuk tidak ada aktivitas selama lima hari.
Hal ini untuk dilakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh area pondok pesantren.
"Dihentikan sementara kegiatan belajar mengajarnya untuk pembersihan, penyemprotan disinfektan. Kita minta minimal 5 hari, mulai hari ini," tuturnya.
Joko Hastaryo menyampaikan kasus pondok pesantren ini belum masuk dalam kategori klaster.
Sebab, penularan masih generasi kedua.
"Belum, belum bisa disebut klaster. Kalau klaster rumusnya generasi ketiga, kalau ini baru generasi kedua," tegasnya.
Baca juga: Selama Pandemi, 205 Karyawan Kesehatan di Sleman Terpapar Corona
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Hardo Kiswaya menuturkan, pondok pesantren di Ngaglik telah melakukan penanganan tepat setelah diketahui adanya santri yang positif Covid-19.
Santri yang terpapar virus corona dipisahkan dan harus menjalani isolasi di gedung berbeda.
"Alhamdulilah secara mandiri telah melakukan langkah-langkah yang tepat karena di sana ada dokter, ada perawatnya juga," urainya.
Selain itu, satgas pondok pesantren juga melakukan pengawasan dengan ketat.