KOMPAS.com - Jumlah kasus aktif Covid-19 di Semarang disebut tertinggi di Indonesia yakni mencapai 2.317 kasus per 29 Agustus 2020.
Namun data di siagacorona.semarangkota.go.id berbeda. Hingga 1 Agustus 2020 pukul 20.30 WIB, kasus Covid-19 di Semarang sebanyak 448 kasus. Rinciannya adalah 317 orang warga Semarang dan 131 orang warga di luar Kota Semarang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam data tersebut diambil dari puskesmas, rumah sakit, dan tempat isolasi.
Baca juga: Angka Aktif Covid-19 di Semarang Tertinggi di Indonesia, Dinkes Kaget
"Jumlah tersebut berdasarkan data yang dihimpun dari seluruh rumah sakit rujukan Covid-19, puskesmas dan rumah isolasi Rumdin," kata Hakam di Semarang, Selasa (1/9/2020).
Hakam mengaku kaget saat mendapatkan informasi kasus Covid-19 di Semarang mencapai 2.000 kasus.
"Terus terang saya juga kaget dengan data yang menyebutkan Semarang tertinggi mencapai 2000 an kasus, karena berdasarkan data infocovid kami tidak demikian. Sampai saat ini kasus aktif covid di Semarang masih jauh di bawah 2000," jelas Hakam.
Baca juga: Kabupaten Semarang Terapkan Sanksi untuk Pelanggar Protokol Kesehatan
Terkait perbedaan data, Hakam mengatakan pihaknya sudah mengkomunikasikan dengan Kementerian Kesehatan.
“Sudah saya instruksikan kepada tim IT kami untuk segera mengkomunikasikan data tersebut ke pusat data di Kemenkes. “ tambahnya.
Koordinasi juga dilakukan dengan Provinisi Jawa Tengah karena juga ada perbedaan data dengan provinsi.
Namun Hakam menyebut perbedaan data dengan Provinsi Jawa Tengah tidak terlalu banyak yakni selisih data sekitar 100 kasus.
Baca juga: Abaikan Protokol Kesehatan, Bupati Semarang Tegur Pengantre Bansos
"Data Provinsi Jateng sebetulnya tidak begitu jauh jumlahnya. Selisihnya cuma 100-an. Kalau masih ada perbedaan itu karena pasti ada data yang tidak realtime. Untuk itu sudah kita komunikasikan dengan Dinkes Jateng," ujarnya.
Sejak seminggu terakhir, Hakam mengatakan jika penambahan kasus Covid-19 di Kota Semarang relatif stabil.
“Ada kasus baru, namun tidak banyak dan jumlahnya masih bisa dikendalikan," pungkasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.