Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Larikan Jenazah Positif Covid-19 dari Ambulans RSUD Medan, Kasus Diserahkan ke Polisi

Kompas.com - 08/07/2020, 11:10 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kehebohan terjadi pada Sabtu (4/7/2020) kemarin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan.  Jen azah pasien Covid-19 dibawa oleh keluarganya saat akan dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Terkonfirmasi, jenazah tersebut hasil swab-nya positif Covid-19.

Informasi yang dihimpun, pengambilan secara paksa tersebut terjadi pada Sabtu dini hari. Saat itu, jenazah sudah di dalam peti dan dimasukkan ke dalam ambulans.

Kemudian, pihak keluarga meminta diturunkan dari ambulans untuk dishalatkan.

Setelah diturunkan, pihak keluarga langsung memasukkan jenazah tersebut ke dalam mobilnya dan membawanya pergi.

Baca juga: Zuraida, Otak Pelaku Pembunuhan Hakim PN Medan, Divonis Mati 

Kasus diserahkan ke polisi

Ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Selasa (7/7/2020), Kassubag Hukum dan Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Edison enggan bercerita lebih panjang karena untuk kasus tersebut sudah diserahkan kepada pihak kepolisian.

“Iya benar ada kejadian itu. Gini, hasilnya itu sekarang sudah urusan polisi bang ya, udah masalah hukum. Sudah dikonfirmasi semalam. Coba ke pihak polisi saja bang ya,” katanya singkat.

Baca juga: Keluarga yang Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di RSUD Mataram Tolak Pakai APD Saat Pemakaman

Jenazah positif Covid-19, gugus tugas lakukan tracing

Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, Mardohar ketika dihubungi via telepon pada Selasa sore menjelaskan, jenazah yang diambil paksa dari RSUD Pirngadi Medan hasil tes swab-nya positif Covid-19.

“Yang di Pirngadi yang dibawa keluarga itu positif, sudah jelas. Bukan kita masih menunggu (hasil swab), tidak, itu sudah positif. Itu kan dipaksa sama keluarganya mereka bawa sendiri,” katanya tanpa merinci dibawa ke mana.

Menurutnya, agar kejadian hal serupa tidak terjadi lagi, pihaknya berhadap pihak rumah sakit lebih teliti, dan semua yang berurusan dengan mayat (Covid-19) jika ada masalah langsung dilaporkan dan dikoordinasikan dengan pihak yang berwajib.

“Kita maklum lah, kita orang timur ini kan ketemu dengan adat dan agama. Jadi agak sulit menerapkan sesuatu yang agak berresiko dengan tindakan misalnya hukuman penjara atau gimana,” katanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com