Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2020, 21:26 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani mengatakan, contact tracing atau menemukan orang yang pernah kontak dengan pasien positif adalah upaya strategis guna menyetop penularan.

"Pelacakan kontak didahului dengan mengidentifikasi kontak erat selama 14 hari ke belakang dari dilakukannya swab test. 14 hari ini dianggap sebagai masa inkubasi terpanjang Covid-19," katanya di Bandung, Jumat (3/7/20/2020).

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Jabar ini menjelaskan, setiap orang yang diketahui berkontak dengan pasien positif Covid-19 akan dites dan diminta mengisolasi diri.

Namun, dia mengaku upaya melacak kontak pasien terkonfirmasi positif bukan hal mudah. Salah satu kendala adalah memastikan semua kontak erat teridentifikasi by name by address.

Baca juga: Ini 5 Jurus Ridwan Kamil Kendalikan Corona di Jawa Barat

"Komunikasi dengan kontak kunci atau orang yang paling mengetahui dengan siapa saja dan kapan terjadi kontak jadi kendala kami. Begitu juga kecepatan dan ketepatan penetapan kontak," ucapnya.

Komunikasi yang efektif dan persuasif, lanjutnya, amat penting guna menyelesaikan kendala dalam pelacakan kontak. Identifikasi pun mesti dilakukan secara sistematis berdasarkan kronologis kejadian.

"Saat ini, rasio pelacakan kontak Jabar ada di angka 25,12. Kami juga terus meningkatkan pelacakan kontak yang disertai dengan tes, baik rapid test maupun swab test," katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Ridwan Kamil sebelumnya mengatakan, konsistensi pelacakan kontak yang dilakukan pihaknya menjadi salah satu faktor sebaran SARS-CoV-2 di Jabar terkendali.

Baca juga: Angka Covid-19 di Jabar Kembali Sentuh 1, Ridwan Kamil Minta Kepala Daerah Tak Lengah

Menurutnya, pelacakan kontak amat penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 sekaligus mencegah ledakan jumlah kasus baru.

"Setiap satu yang kena dan satu meninggal karena Covid-19, itu lingkungan keluarga, temannya, semuanya contact tracing. Itu jadi sudah jadi standar prosedur gugus tugas,” jelasnya di Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Maka dari itu, Gubernur Jabar ini mengatakan, sebaran Covid-19 di wilayahnya agak terkendali karena pihaknya agresif dalam pelacakan kontak.

Dalam pelacakan kontak, gugus tugas provinsi melibatkan banyak pihak. Mulai dari TNI, Kepolisian Republik Indonesia, Satgas Polisi Pamong Praja, gugus tugas kabupaten/kota, trisula desa, pegawai kelurahan, sampai relawan.

Baca juga: Rasio Tes Covid-19 di Jabar Sudah Setengah Jalan dari Syarat Minimal WHO

Keterlibatan banyak pihak ini diharapkan dapat meningkatkan rasio pelacakan kontak di Jabar supaya rantai penyebaran Covid-19 dapat diputus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com