Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilewati Ribuan Truk Bertahun-tahun, Jalur Tambang Parung Panjang Jadi Ancaman Serius bagi Warga

Kompas.com - 09/11/2019, 09:16 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Hilir mudik truk tronton tambang yang melintasi wilayah Kecamatan Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, menuai polemik.

Selama bertahun-tahun, jalur tambang tersebut menjadi ancaman serius bagi warga sekitar.

Tak terkecuali bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Mereka selalu merasakan ancaman kesehatan dan rawan kecelakaan.

Kini, truk-truk tronton itu menjadi sasaran aksi unjuk rasa karena dianggap tidak mampu mengatur lalu lintas saat membawa tambang.

Terlebih, belum lama ini ada dua siswa atas nama Luthfi Nurhalipah dan Bahtiar mengalami kecelakaan saat hendak pulang sekolah. Keduanya adalah siswa SMAN 1 Parungpanjang.

Namun berbeda nasib, Luthfi harus menelan pil pahit karena mengalami luka yang cukup parah di bagian pergelangan kaki sebelah kanan.

Baca juga: Polemik Tambang Parung Panjang, Ridwan Kamil: Saya Ingin Hentikan Kematian Warga

Kaki kanan Luthfi terpaksa diamputasi usai sepeda motor yang dikendarainya jatuh kemudian terlindas truk tronton.

Merasa kecewa, sebanyak 900 siswa dan dewan guru pun menggelar aksi unjuk rasa kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Mereka meminta Pemkab untuk mengatur dan menindak truk tronton yang kerap melanggar hingga menewaskan sahabat mereka.

Aksi unjuk rasa di depan kantor Kecamatan Parungpanjang, Jalan Raya Moh Toha, Desa Parungpanjang, Bogor, telah digelar pada Rabu (6/11/2019).

"Ada 840 orang siswa dan 60 jumlah guru jadi yang kita aspirakan pertama adalah wujud protes dan empati para siswa kami untuk temannya (Luthfi)," kata humas SMAN 1 Parungpanjang, Bogor, Dwi Bowo (39) kepada Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

"Kami berangkat dari sekolah ada PGRI menuju kecamatan dikawal kapolsek, koramil tujuannya supaya mendengarkan dan minimal mengakomodasi keinginan kami," sambung dia.

Bowo yang juga selaku korlap aksi unjuk rasa itu menyebut bahwa tak sedikit murid dan guru yang ikut aksi menitikkan air mata.

Mereka merasa berduka atas kecelakaan yang menimpa Luthfi yang saat ini dirawat di RSUD Tangerang.

Menurutnya, kecelakaan di jalur tambang itu bukan pertama kali terjadi, bahkan jauh sebelumnya juga telah banyak memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com