Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kades di Bogor Menang Lawan Istri hingga Mendapat Penghargaan

Kompas.com - 06/11/2019, 12:11 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Untuk kedua kalinya Lukmanul Hakim (42) memenangkan suara pemilihan kepala desa (Pilkades) 2019 serentak di Kabupaten Bogor.

Uniknya, di periode ini, ia berhadapan langsung dengan sang istri, Silfiyani (44), memperebutkan kursi kepala desa di Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.

Majunya pasangan suami istri (pasutri) ini disebabkan tak ada yang mencalonkan diri sejak pendaftaran cakades dibuka di bulan Agustus 2019.

Pasutri ini pun menyiasatinya agar tidak ada calon tunggal. Sebab, dalam aturannya, Pilkades harus diikuti setidaknya oleh dua calon.

Baca juga: Ancam Pemilih Pilkades dengan Golok, Pemuda Ini Diamankan Polisi

 

Jika tidak, pilkades terancam akan diundur. Lukman terpaksa memilih sang istri untuk maju dalam kontestasi Pilkades, karena sampai akhir-akhir pendaftaran tak ada satupun warga yang siap bersaing.

Alih-alih mendukung diri sendiri, sang istri sebagai penantang di nomor urut 02 justru sering mengkampanyekan nomor urut 01.

Tak pelak, di periode kedua ini Lukman mendapatkan perolehan suara 2.737 sementara sang istri sebagai penantang hanya mampu meraup sebanyak 287 suara.

Lukman mengatakan, awal karier sebagai kepala desa dimulai tahun 2013.

Pada saat itu, ia bersaing dengan calon dari petahana dan menang mutlak berkat isu perubahan yang kerap dikampanyekannya.

Selain itu, Lukman mengakui bahwa berkat keberadaan istrinya juga bisa menjadikannya kepala desa yang dipercaya masyarakat.

"Dulu (2013) 4 orang lawannya ada incumbent dan saya menang, sekarang hanya 2 orang lawannya istri juga jadi menang karena kampanyenya tetap pilih Lukmanul 01," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2019).

"Saat itu, mengangkat tema perubahan dan termasuk kades paling muda lulusan kampus (S1) lahir di sini (desa) kemudian cita-citanya ingin mengubah desa kelahiran saya," sambung dia.

TPS pernikahan

Menurutnya, sejak Pilkades berlangsung itu, dirinya ingin mematahkan stigma pendukung chaos, dengan cara membuat konsep Tempat Pemungutan Suara (TPS) pernikahan.

Ia dan istrinya dirias layaknya pengantin duduk di singgasana pelaminan. Sekaligus merayakan hari jadi pernikahan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com