Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Ricuh di Bandung, Ratusan Demonstran Dapat Perawatan Medis, Sebagian Dilarikan ke Rumah Sakit

Kompas.com - 30/09/2019, 23:19 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Para demonstran mendapat perawatan medis setelah demo yang berakhir ricuh di Bandung, Senin (30/9/2019).

Dari pantauan Kompas.com, mayoritas para korban merupakan mahasiswa. Mereka dievakuasi ke Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari.

Hingga pukul 22.47 WIB, petugas medis telah menangani 393 orang. Sementara 38 orang dilarikan ke empat rumah sakit di Bandung yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Santo Borromeus, Rumah Sakit Halmahera, dan Rumah Sakit Sariningsih.

Saat ini, halaman Kampus Unisba masih dipenuhi para mahasiswa dan tenaga medis. Adapula sejumlah keluarga yang tengah mencari sanak saudaranya.

"Mayoritas sudah pada pulang, hanya beberapa orang yang masih mendapat perawatan di sini (Unisba)," kata salah seorang petugas medis.

Baca juga: Puluhan Siswa Terjebak di Tempat Kursus akibat Demo Ricuh di Bandung

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unisba Asep Ramdan Hidayat mengatakan, pihaknya membuka tempat evakuasi atas dasar kemanusiaan mengingat banyak mahasiswa yang butuh perawatan medis usai unjuk rasa.

"Sebenarnya kita lebih senang tidak ada kegiatan semacam ini ya kalau bisa nawar, tapi mengharuskan kita menolong orang. Kewajiban kita hanya satu, menolong bukan untuk apa-apa," kata Asep di lokasi.

Meskipun Unisba jadi lokasi evakuasi dalam aksi unjuk rasa sebelumnya, Asep menegaskan pihaknya tak terkait dalam agenda apapun selama serangkaian aksi unjuk rasa para mahasiswa di Bandung berlangsung.

"Jadi apa yang dilakukan oleh kita hari ini masih tetap seperti yang semula. Kita itu menolong orang yang sakit, memberikan kesempatan orang yang mau beristirahat, tapi dengan tidak membawa fenomena apapun. Jadi kalau akang dan teteh melihat, kita tidak melakukan apapun kecuali kita menolong orang yang datang ke sini," ujar dia.

Baca juga: Demo di Bandung Bertahan hingga Malam, Massa Lempar Bom Molotov

Asep mengatakan, sejumlah aparat keamanan turut memantau kegiatan penanganan medis di kampus.

Petugas datang untuk mengecek kebenaran soal adanya korban pascakerusuhan.

"Saya rasa itu di luar kita, tetapi barusan saya tanyakan sama-sama kehadiran mereka itu pun hanya untuk mengecek apakah benar ada korban. Jangan-jangan nanti para wartawan memberitakan yang salah banyak korban, tapi tidak ada korbannya. Nah, mereka juga ingin membuktikan karena itu mereka minta data," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com