Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

288 Pendulang Tradisional Yahukimo Menyelamatkan Diri ke Boven Digoel

Kompas.com - 04/09/2019, 13:41 WIB
Dhias Suwandi,
Khairina

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Hingga Rabu (4/9/2019), total sudah ada 288 warga yang merupakan para pendulang tradisional di Distrik Saradela, Kabupaten Yahukimo, Papua, menyelamatkan diri ke Kabupaten Boven Digoel.

"288 orang yang saat ini dalam proses bantuan evakuasi dari Polres Boven Digoel, kemudian 3 orang saat ini masih di rumah sakit," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. AM. Kamal, di Jayapura, Rabu (4/9/2019).

Kini, sambungnya, Kapolres Boven Digoel berupaya mengidentifikasi asal-usul pada warga tersebut dan mencari tahu permasalahan yang mereka hadapi.

Baca juga: Penyerangan di Yahukimo, 5 Orang Diduga Penambang Emas Tewas

Para pendulang ini, terang Kamal, melarikan diri dengan menyusuri jalur sungai, ada yang menyewa speedboat.

"Kelompok-kelompok mereka ini ada di beberapa tempat dan mungkin ada yang langsung bersinggungan dengan kelompok yang melakukan kekerasan di sekitar perbatasan Yahukimo, Boven Digoel dan Asmat," teturnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian RI mencatat sekitar lima orang, diduga penambang emas, tewas akibat diserang warga lokal di Distrik Sarandela, Kabupaten Yahukimo, Selasa (3/9/2019).

"Informasi awal diketahui sekitar 5 orang meninggal karena kena parang dan anak panah," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

Baca juga: Polisi Selamatkan 47 Orang yang Diduga Pendulang Emas Kabur dari Yahukimo

Sementara, sejumlah orang lainnya, yang diduga sebagai penambang emas, melarikan diri ke dalam hutan.

Sementara kemarin, Polres Boven Digoel Papua menyelamatkan 47 warga yang diduga merupakan pendulang emas. Mereka sebelumnya kabur dari lokasi penambangan tersebut.

"Memang benar ada 47 orang yang dievakuasi dengan menggunakan long boat, tiga di antaranya dirawat di RSUD Tanah Merah akibat luka-luka yang dideritanya," ujar Kapolres Boven Digoel AKBP Samsul Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com