Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sajian Kopi Nusantara ala Kopi Sepeda di Kota Medan

Kompas.com - 22/04/2019, 17:51 WIB
Dewantoro,
Rachmawati

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Jualan kopi tidak harus membuka kedai. Di Medan, tiga orang yang suka ngopi dan memiliki hobi yang sama yakni berkegiatan di alam bebas membuka usaha jualan kopi menggunakan sepeda.

Mereka adalah Doni, Ade Yonanda, dan Malikul 'Asep' Yahya yang membuka kedai kopi sepedah di depan Taman Cadika, sebuah kawasan hijau di tengah padat dan ruwetnya kota.

Doni mengatakan, usaha yang saat ini dijalankan oleh mereka diberi nama Kopi Sepeda. Idenya memadukan kesukaan minum kopi dengan hobi berkegiatan di alam bebas, seperti bersepeda dan naik gunung.

Baca juga: Gubernur Sumsel Sebut Kualitas Biji Kopi Kurang Baik karena Dijemur di Jalan

Dijelaskan Doni, ide awal untuk membuka usaha jualan kopi dengan menggunakan sepeda sudah muncul sejak satu tahun lalu. Kemudian ia bersama Ade dan Asep mulai merancang konsep hingga terealisasi sekitar 3 bulan lalu.

Untuk peralatan jualan, diakui Doni mereka banyak mengunakan alat-alat untuk camping seperti kompor dan kotak kopi. Sedangkan perlengkapan lainnya hasil kreativitas mereka sendiri, yaitu daftar menu yang tertulis di baju.

“Sebari berjualan, kami juga kumpul keuntungan untuk membeli peralatan lain,” ujarnya, Sabtu (20/4/2019).

Sementara ini mereka hanya berjualan di Taman Cadika, Jalan Karya Wisata, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor setiap akhir pekaan serta hari libur atau tanggal merah mulai pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Dengan kehadiran Kopi Sepeda di Taman Cadika, banyak masyarakat mengapresiasi. Bahkan, meski mereka baru buka sekitar 3 bulan, Kopi Sepeda sudah memiliki pelanggan tetap yang rutin ngopi.

“Ada sekitar 3 orang bapak-bapak. Setiap kami buka, sering mereka duduk di sini minum kopi,” sebut Doni.

Ade menambahkan, modal awal yang mereka keluarkan untuk memulai usaha ini tidak terlalu besar. Berodal satu unit sepeda, mereka kemudian melengkapi peralatan sederhana untuk membuat kopi melalui teknik manual brewing.

“Kalau jenis kopi saat ini yang ada di sini adalah Mandailing, Gayo, Simalungun, dan Blue Toba. Kopi kami dapat dari petani langsung,” ucapnya.

Baca juga: Kaesang: Bapak Terpilih Enggak Terpilih, Saya Masih Jualan Pisang dan Kopi...

Untuk harga dan menu, Asep mengungkapkan, kopi yang mereka jual mulai Rp 8.000 sampai Rp 15.000. Menu yang ditawarkan di Kopi Sepeda yaitu Kopi Tubruk, V60, Kopi Susu Panas/Dingin, Capucino, dan Coklat Panas.

“Saat ini kita bisa jual bisa 10 sampai 25 cup per hari. Ke depan, kita akan terus berinovasi untuk menghadirkan menu-menu baru,” ungkap Asep.

Tidak hanya sekedar berjualan dan mencari untung, ketiga pemuda yang bernaung di Kelompok Penggemar Kegiatan Penggemar Alam Bebas Sangkala ini juga sering menularkan semangat menjaga lingkungan.

Salah satunya adalah dengan memungut sampah setelah berjualan. Sampah-sampah yang mereka kumpulkan tidak hanya berasal dari mereka sendiri, tetapi juga sampah yang ditinggalkan pengunjung Taman Cadika.

"Tidak hanya sampah kita sendiri, tapi sampah plastik dari pengunjung lain juga kita ambil, dan kita masukan tong sampah," ungkap Doni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com