Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Tenang Pemilu, Siswa SMKN 1 Garut Gelar Doa Bersama untuk Indonesai Damai

Kompas.com - 16/04/2019, 10:55 WIB
Ari Maulana Karang,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

GARUT, Kompas.com – Masa tenang satu hari jelang pelaksanaan Pemilu 2019, Ribuan siswa SMKN 1 Garut, Selasa (16/4/2019) menggelar doa bersama untuk Indonesia damai.

Doa yang digelar di lapangan SMKN 1 Garut, juga diikuti jajaran guru.

Kepala Sekolah SMKN 1 Garut, Dadang Djohar Arifin mengaku, dirinya melihat proses pemilihan di luar negeri mulai terjadi gesekan-gesekan.

Dirinya berharap, hal tersebut tidak sampai terjadi di Indonesia.

“Karena ini kan ada dua calon (capres-cawapres), saya lihat pemilihan di luar negeri juga sudah ada gesekan seperti di Malaysia, mudah-mudahan di Indonesia jangan terjadi, saya haqul yakin dengan doa bersama ini Pemilu lancar, aman, tertib dan keutuhan bangsa terjaga,” katanya.

Baca juga: Masa Tenang Pemilu Diharapkan Jadi Momen Persiapan untuk Rekonsiliasi

Dadang juga mengajak, para siswa yang sudah memiliki hak pilih untuk ikut menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu. Karenanya, pihaknya juga memberi waktu bagi para siswa yang rumahnya jauh pulang kampung untuk menyalurkan hak pilihnya.

Siswa jangan Golput, mau nomor satu, nomor dua silahkan, karena dua-duanya adalah orang terbaik di Indonesia,” katanya.

Dadang berharap, dari Pemilu ini. Masyarakat bisa mendapatkan presiden dan anggota legislatif yang terbaik.

Selain itu, semua pihak juga bisa menerima apapun hasil Pemilu agar Indonesia tetap damai hingga tak terjadi perpecahan bangsa.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie: Hentikan Saling Hujat di Masa Tenang Ini

Sementara itu, salah satu siswa kelas XI SMKN 1 Garut Luki Lukmanul Hakim, yang mengikuti acara doa bersama mengakui, Pemilu yang baru pertama kali diikutinya memang sedikit mengkhawatirkan. Apalagi, jika melihat pendukung dua pasangan capres-cawapres.

“Ya ngeri juga lihat para pendukungnya, apalagi di Medsos. Takutnya, kalau yang kalah tidak bisa nerima kekalahan terus ribut,” katanya.

Luki mengaku, dirinya mengikuti terus isu Pemilu lewat media massa dan media sosial.

Namun, menurutnya dari cara-cara kampanye yang dilakukan para peserta Pemilu, terutama capres-cawapres, dirinya melihat kampanye model yang dilakukan saat ini terlalu boros anggaran.

“Pasti besar biayanya, seperti kemarin dua-duanya (pasangan capres-cawapres) kampanye akbar di GBK, harus sewa sound system, panggung dan lainnya, belum pengerahan massa,” katanya.

Baca juga: Alasan untuk Konsumsi, Caleg PKS Tertangkap Tangan Bagi-bagi Uang di Masa Tenang

Luki berharap, Pemilu kali ini bisa berlangsung aman dan damai, karena ini merupakan Pemilu yang pertama kali diikutinya dan langsung harus memilih presiden dan wakil presiden beserta calon legislatif.

“Baru pertama milih langsung bisa milih presiden dan wakil presiden,” kata Luki yang pada Pilkada Garut tahun 2018 lalu belum bisa memilih bangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com