Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2019, 14:23 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Massa pendukung kampanye rapat umum terbuka pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dilarang menggunakan kendaraan knalpot berisik (knalpot brong).

Kampanye rapat umum terbuka pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 tersebut berlangsung di Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2019).

"Tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor yang knalpotnya dilepas atau diplong," kata Ketua DPC PDI-P Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2019).

Bagi massa pendukung yang masih nekat menggunakan kendaraan yang knalpotnya dibuat berisik akan ditertibkan.

Baca juga: Polisi Bakal Larang Massa Pendukung Jokowi atau Prabowo yang Pakai Knalpot Bising Ikut Rapat Umum di Solo

Sebab, kata Rudy menggunakan kendaraan yang knalpotnya dilepas tersebut dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.

"Kalau masih nekat ditertibkan sama satgas (satuan tugas). Ada 2.500 satgas yang kita miliki ditambah teman-teman dari Solo tengah, timur dan lain sebagainya untuk membantu kampanye guna mencegah kendaraan yang knalpotnya diplong," ungkapnya.

Pihaknya mengatakan, telah mengimbau kepada seluruh massa pendukung yang hadir supaya menggunakan kendaraan bermotor yang knalpotnya tidak dilepas serta melengkapi surat-surat kendaraan.

Hal ini untuk menghindari adanya pelanggaran lalu lintas selama pelaksanaan kampanye.

Baca juga: Kapolda Jateng Apresiasi Pendukung Jokowi yang Tak Pakai Knalpot Brong

"Tidak mudah terprovokasi, tidak boleh melakukan hal-hal yang bukan kemampuannya tanpa persetujuan Ketua DPC. Kita sudah koordinasi dengan kabupaten yang lain. Kalau ada yang membawa kendaraan knalpot yang dilepas akan ditertibkan," kata dia.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin Her Suprabu mengatakan, pihaknya telah mengimbau massa yang hadir untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor yang knalpotnya dilepas.

Karena penggunaan kendaraan yang knalpotnya dilepas dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.

"Sebenarnya sudah kita imbau supaya tidak menggunakan kendaraan yang knalpotnya dilepas. Kebanyakan yang dari luar kota yang menggunakan kendaraan knalpotnya dilepas. Dari Solo semua kita masukkan bis sehingga ke stadion jalan kaki," jelas dia. 

Baca juga: Viral Video Konvoi Kampanye PDI-P Gunakan Knalpot Bising Dikawal Patwal di Magelang, Ini Penjelasannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com