Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Vital Dianggap Terlalu Besar, Mertua Laporkan Menantu ke Polisi

Kompas.com - 27/03/2019, 18:41 WIB
Ahmad Faisol,
Khairina

Tim Redaksi

 

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sito, warga Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo melaporkan menantunya B ke polisi.

Sebab, ia menduga Jumatri, anak Sito atau istri B, meninggal dunia karena alat kelamin B terlalu besar. Alat kelamin B, pikir Sito, menyebabkan Jumatri meninggal dunia.

Apalagi, Sito mendengar omongan orang-orang yang menyebut alat kelamin B menjadi penyebab kematian anaknya. 

Laporan Sito kepada polisi karena alat vital menantunya yang besar ini sempat menjadi viral dan menghebohkan masyarakat.

Baca juga: Alasan Buruh Batu Cabut Laporan setelah Jadi Korban Penculikan Oknum Polisi

Kanit Reskrim Polsek Maron Aipda Dadang Priyanto mengatakan, dalam pertemuan yang digelar di rumah Sito pada Rabu (20/3/2019) lalu, polisi meminta B untuk memperlihatkan kemaluannya pada Sito.

Kepada KOMPAS.com, Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Riyanto menjelaskan, pihak Polsek Maron melakukan mediasi untuk mengungkap fakta.

B diminta menunjukkan kelaminnya di hadapan petugas, kades, Sito dan keluarga. Ternyata, mereka sepakat alat vital B normal dan wajar. 

"Pelapor dan terlapor kami fasilitasi, dan melihat secara langsung ukuran alat kelamin B. Ternyata normal seperti standar orang Asia, jadi saat itu juga mertua mencabut laporannya dan saling memaafkan," ujar Riyanto via pesan singkat Rabu (27/3/2019). 

Sito pun menyadari bahwa kematian putrinya tidak disebabkan ukuran alat vital suaminya.

"Dari hasil penyelidikan kami, Jumatri mempunyai riwayat epilepsi sudah tujuh tahun terakhir. Kedua belah pihak menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan. Sudah berakhir damai,” katanya. 

Dadang menambahkan, Sito meminta maaf kepada menantunya dan kepada netizen. Sebab menurutnya, laporan Sito ke polisi itu menjadi viral dan menghebohkan netizen. 

Sito, lanjut Dadang, resmi mencabut laporan polisi pada Selasa (26/3/2019). Pihak polsek mempertemukan kedua belah pihak sehari sebelumnya. 


 

 

Kompas TV Erupsi Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur hingga Rabu (27/3/2019) pagi masih tinggi. Gumpalan material vulkanik berupa asap dan abu membubung dengan ketinggian 1.200 meter dari puncak kawah. Asap vulkanik memgarah ke timur laut timur dan utara. Sebaran abu vulkanik sudah di rasakan oleh warga yang bermukim di 20 desa di Kecamatan Sukapura dan Sumber, Kabupaten Probolinggo yang berada tepat di Lereng Bromo. Paparan abu vulkanik yang sudah dirasakan sepekan lebih membuat warga mulai terserang penyakit terutama di Desa Ngadirejo yang menjadi desa terdampak paling parah. Sejumlah warga mengalami infeksi saluran pernapasan akut atau ispa batuk hingga sakit mata. Mayoritas penderita adalah anak-anak dan warga lanjut usia. #ErupsiBromo #GunungBromo #ISPA


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com