Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Linda Hanya Bisa Pasrah Melihat Rumahnya Tertimbun Longsor Bantul...

Kompas.com - 22/03/2019, 16:30 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras Minggu (17/3/2019) menyebabkan longsor dan banjir di wilayah Bantul, Yogyakarta. Salah satunya menerjang rumah milik Linda (54) warga Lembah Pasoan, Nglingseng, secara administratif berada di RT 6, Dusun Banjarharjo 2, Muntuk, Dlingo.

Berada di kawasan terpencil, hingga kini puing rumahnya masih dibiarkan berserakan.

Memang menuju lokasi harus dilalui dari Jalan Dlingo, masuk menyusuri jalan corblok sekitar 400 meter dengan lebar sekitar 4 meter.

Setelah itu, masuk jalan menanjak rusak melewati areal persawahan, jika hujan jalan tersebut licin. Belum selesai sampai disitu, harus berjalan kaki sekitar 200 meter melewati pematang sawah, dengan jalan posisi menanjak.

Baca juga: Kerusakan Infrastruktur akibat Banjir dan Longsor di Bantul, DIY, Capai Rp 50 Miliar

Saat ditemui sejumlah wartawan, Jumat (22/3/2019) Linda masih mengais sisa rumahnya yang masih utuh seperti genteng dan seng. "Ya begini kondisinya, belum ada bantuan yang datang. Maka dibiarkan saja dulu,"katanya Jumat.

Sesekali menghela nafas, dia menceritakan, saat hujan deras Minggu (17/3/2019) dirinya berada di rumah. Saat sore hari, debit air sungai kecil yang berada di depan rumahnya mulai meluap.

Dia pun berinisiatif untuk mengambil cangkul dan membendung aliran air yang menuju rumahnya. Namun upaya ini sia-sia, karena air yang datang semakin bertambah banyak.

Linda kemudian diajak seorang anaknya untuk pindah ke rumah yang lebih aman. Kondisi cuaca yang semakin buruk, dirinya hanya membawa beberapa dokumen penting dan mengungsi di rumah sang anak yang berjarak sekitar 300 meter.

"Mbok ora usah gawa apa-apa ndhak ora isa metu (Tidak usah membawa apa-apa nanti malah tidak bisa keluar)," ujar Linda meniru perkataan putranya.

Baca juga: Cegah Longsor, Sultan Dorong Pembangunan Talud di Makam Raja Mataram Imogiri

Nenek yang setiap hari bertani dan bekerja menganyam bambu ini akhirnya bisa berteduh di rumah putranya. Namun perasaan berkecamuk karena rumahnya berada di perbukitan. Benar saja, sekitar pukul 19.00 WIB terdengar suara keras yang bersumber dari rumahnya.

Sebuah longsoran besar pada punggung Bukit Lampeng dengan panjang lebih dari 300 meter menimbun rumahnya. Rumah berukuran 5X7 meter miliknya sudah tidak terlihat lagi, hanya menyisakan tembok kamar mandi.

"Semua barang, uang, perabot semua tertimbun tanah. Saya itu hanya sempat membawa surat-surat (penting), KTP, KK, karena tinggal ambil di lemari," ucapnya.

Ke depan, dirinya pasarah jika harus meninggalkan rumah warisan orang tuanya untuk direlokasi. Dia dan keluarga membangun rumah dari tanah warisan orangtua, setelah berpisah dengan suami beberapa tahun lalu.

"Pasrah saja kalau mau direlokasi, karena sudah tidak bisa dibangun," katanya.

Baca juga: Lima Warga Bantul Tewas akibat Longsor dan Banjir

Badai Cempaka

Salah satu warga Banjarharjo, Giyanto mengatakan, pada titik yang sama juga sempat terjadi longsor akibat badai Cempaka tahun 2017 silam.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com