Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Musim Hujan, Warga Sikka, NTT, Diimbau Waspada DBD

Kompas.com - 18/03/2019, 09:40 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MAUMERE, KOMPAS.com -Memasuki musim hujan, Pemerintah Kabupaten Sikka, Flores, NTT, melalui Dinas Kesehatan mengimbau warga agar selalu mewaspadai serangan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Maria BS Nenu mengatakan, setiap musim hujan, kasus DBD selalu meningkat.

Hal itu disebabkan populasi nyamuk meningkat karena tempat perindukan nyamuk bertambah dan hujan yang turun membuat genangan air di semua wadah.

Baca juga: Tingginya Penderita DBD di Jaktim Dinilai karena Berbatasan dengan Depok dan Bekasi

"Sekarang sudah masuk musim hujan, warga diminta untuk waspada dengan DBD. Tidak boleh buang kaleng-kaleng sampah di sembarang tempat. Karena dari situ sumber nyamuknya," kata Maria, kepada Kompas.com, melalui pesan singkat, Senin (18/3/2019).

Ia mengatakan, wadah-wadah yang dibuang sembarang menjadi tempat perkembangbjakan nyamuk.

Nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah jika induknya sudah infektif, maka telur-telurnya pasti infektif.

"Jadi, satu turunan nyamuk aedes aegypti itu infektif semua. Jadi, tinggal tunggu kapan hujan datang, telurnnya akan berkembang jadi nyamuk dewasa dan dia siap menularkan kepada manusia," kata dia.

Baca juga: Cerita Bripka Syafrul Gendong Pasien DBD Lewati Banjir Kali Dagemage di Sikka

Ia menuturkan, cara pencegahan dengan gerakan 4 M plus yakni menutup, mengubur, menguras, memantau jentik secara berkala sehingga itu sangat efektif memutus rantai penularan penyakit DBD.

"Gerakan ini harus dilakukan secara terus menerus. Dengan begitu, kita bisa memutuskan mata rantai penyakit DBD," ujar dia.

Kompas TV Sebanyak 20 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tercatat terjadi di Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan. Dua di antaranya meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com