Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Tambang Milik PT Bukit Asam Sudah Dihutankan Kembali

Kompas.com - 17/02/2019, 23:54 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo, mengungkapkan bahwa area tambang milik PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA sudah dihutankan kembali.

"Tambang milik PT Bukit Asam sudah dihutankan kembali. Kalau pengawasan sudah ketat, itu bisa dilakukan," ujar Jokowi dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2/2019).

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, dalam situs PTBA, www.ptba.co.id, disebutkan bahwa ada program peduli lingkungan atau green mining dengan melakukan reklamasi terhadap lahan bekas penambangan.

"Dari total lahan bekas tambang seluas 5.394 hektar, 3.350 hektar di antaranya merupakan lahan bekas Tambang Air Laya dan 2.044 hektar adalah lahan bekas Tambang Banko Barat.

Lahan-lahan ini dijadikan hutan yang memiliki nilai ekonomis. Hutan ini berfungsi sebagai hutan untuk penelitian, perkemahan dan darmawisata. Bahkan di salah satu zona Penelitian produktif, PTBA telah bekerjasama dengan Universitas Bengkulu dalam menjalankan penelitian dan melakukan monitoring secara berkala setiap 3 bulan sekali. Dalam hal pembibitan PT.BA melibatkan kelompok masyarakat dan menerapkan pola pembibitan oleh masyarakat.

Kini Taman Hutan Rakyat (Tahura) Enim dijadikan percontohan bagi penanganan lahan pasca tambang. Hal ini ditandai dengan beberapa kunjungan pemerintah propinsi dan kabupaten di Pulau Kalimantan yang juga banyak memiliki areal pertambangan. PTBA menyadari bahwa green mining merupakan bagian dari CSR dan akan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa mendatang."

Sementara, dari pihak Yayasan Indonesia Cerah, Adhityani Putri mengatakan bahwa PTBA telah menghijaukan kembali area pasca-tambang IUP Air Laya dan IUP Bangko di Sumatera Selatan. Taman Hutan Raya (Tahura) di Muara Enim seluas 5.394 hektar yang dibangun sejak tahun 2016.

Namun, penghijauan itu dinilai Dhitri belum dapat memulihkan lingkungan seutuhnya.

"Permasalahannya adalah bahwa hutan ini belum dilakukan untuk memulihkan ekosistem dan keanekaragaman hayati," ujar Adhityani.

"Pohon yang ditanam adalah pohon ciru dan akasia, yang merupakan pohon yang tumbuh cepat tetapi tidak bisa memulihkan ekosistem sebelum tambang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com