Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Tanggap Darurat Gunung Karangetang Diperpanjang hingga 26 Februari 2019

Kompas.com - 13/02/2019, 14:02 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com — Status tanggap darurat Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, resmi diperpanjang hingga 26 Februari 2019.

"Status tanggap darurat sudah diperpanjang 2×7 hari. Surat keputusan (SK) sudah ada. Berarti jadi 14 hari. Perpanjangan mulai Rabu (13/2/2019) hingga Selasa (26/2/210)," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten, saat dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu siang.

Ia menambahkan, jumlah siswa yang ditampung di dekat sekolah di Desa Kiawang bertambah.

"Sudah 14 siswa. Ada yang dari dari selter pengungsian sudah tergabung di sana (Desa Kiawang). Sebelumnya 12 siswa," ujarnya.

Baca juga: Lava Gunung Karangetang Tutup Jalan, 12 Siswa Terpaksa Ditampung di Desa Kiawang

Bob menuturkan, hingga saat ini bantuan masih tetap lancar.

"Tadi dari BPBD Sulut membawa bantuan 1 ton beras, 50.000 masker, dan juga ada paket family kit (perlengkapan keluarga). Saya belum cek semuanya, tapi infonya seperti itu," tuturnya.

Dia juga mengatakan, aktivitas Gunung Karangetang saat ini masih aktif.

"Istilah dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah dinamis. Misalnya, pada pagi hari aktivitas gunung redah, tiba-tiba malamnya tinggi. Kan aktivitas masih Level III atau Siaga," ujar Bob.

Baca juga: 5 Fakta di Balik Erupsi Gunung Karangetang, Ancaman Awan Panas dan Waspada Aliran Lava

"Baik BPBD Sitaro maupun BNPB masih ada 5 personel, BPBD Sulut, TNI-Polri, Basarnas, dan relawan masih tetap semangat membantu," tambah dia.

Lanjut Bob, pihaknya juga mendapat bantuan dari Pertamina.

"Mereka sudah menyatakan untuk mendukung suplai bahan bakar minyak (BBM), khususnya minyak tanah. Tadi sudah datang dari PT Gama. Semua kebutuhan pemerintah daerah tinggal disampaikan, mereka siap backup. Karena perahu-perahu di sini pakai mesin minyak tanah. Saya juga heran," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com