Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2019, 12:55 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Tim gabungan Bawaslu RI dan Provinsi Jawa Barat mengecek gudang logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/2/2019).

Dalam kesempatan itu, mereka menemukan sebanyak 696 kotak surat suara rusak akibat terkena air hujan.

Jumlah tersebut masih bersifat sementara karena penghitungan masih terus dilakukan. Mereka memprediksi jumlah kotak surat suara yang rusak bisa bertambah.

Jumlah kerusakan ini jauh lebih banyak dari perhitungan awal KPU, yang hanya berjumlah sekitar 100-200 kotak.

Baca juga: Soal Kotak Suara Rusak, KPU Sebut Spesifikasi Sudah Dicek Sebelum Diproduksi

Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Jabar, Zaki Hilmi menyampaikan, kedatangan timnya sejak Minggu pagi, bermaksud untuk memastikan kondisi logistik yang rusak akibat terkena air.

Dia akan menghitung dan merekomendasikan kepada KPU Kabupaten Cirebon untuk segera mengganti agar tidak terjadi kekurangan dan masalah dalam pelaksanaan pemilu.

“Hasil hitungan sementara, terjadi kerusakan kotak suara sejumlah 696. Dan ini belum selesai hitung. Jadi, kami dalam rangka untuk memastikan bahwa dalam pemilu 2019 ini tidak kekurangan logistik. (jumlahnya) masih dimungkinkan lebih dari itu,” kata Zaki.

Tak hanya menghitung jumlah kotak surat suara, pantauan Kompas.com di gudang, tim Bawaslu RI, Masykurudin, melakukan penelusuran asal muasal air bisa masuk ke dalam gudang.

Dia menilai, selain masuk melalu sela gerbang, air juga masuk melalui kondisi saluran yang kurang baik, sehingga merembes dan masuk ke gudang.

Masykurudin kemudian masuk ke sela-sela di antara tumpukan kardus kotak surat suara. Di bagian dalam, dia menemukan tumpukan kardus yang miring.

Ini terjadi karena kardus yang terletak di bagian paling bawah terkena air sehingga tidak kuat menahan beban.

Di titik lain, Masykurudin menunjukan sebagian besar kotak surat suara tidak beralaskan palet (alas yang terbuat dari kayu tinggi sekitar 10 sentimeter).

Masykurudin mengatakan, palet sangat berguna untuk mengantisipasi dan menimimalisir terjadinya genangan karena memiliki jarak ketinggian tertentu.

Zaki menyampaikan, berdasarkan hasil pengawasan bahwa ada perbedaan gudang penyimpanan antara KPU Cirebon dengan KPU kota-kabupaten daerah lain.

Tim menemukan mayoritas kotak surat suara di gudang KPU Kabupaten Cirebon tidak memiliki alas.

Baca juga: Rekomendasi Bawaslu untuk Antisipasi Kotak Suara Pemilu Rusak

“Penting untuk kami telusuri lebih lanjut terkait SOP yang diterapkan KPU RI, kenapa antar gudang di kabupaten kota kondisinya berbeda. Contoh dalam hal pemberian palet, atau alas untuk penyimpanan kotak suara. Di Cirebon ini tidak ada, sedangkan di kota kabupaten lain ada. Ini menjadi catatan kita,” ungkap Zaki.

Menurut Zaki, seharusnya tim KPU sudah mengantisipasi kondisi gudang di saat musim hujan seperti saat ini.

Zaki merekomendasikan agar KPU segera memindahkan sisa logistik yang selamat untuk ditempatkan di gudang yang lebih terjamin.

“Kami juga akan mengawasi proses penggantian kotak surat suara yang rusak. Saya optimis penggantian kotak surat suara terkejar bila dilakukan dengan secepatnya,” ujar Zaki.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com