Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Ciprat Langitan, Ladang Rezeki bagi Penyandang Disabilitas Desa Simbatan

Kompas.com - 24/01/2019, 07:12 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Endang (20) terlihat serius membentuk pola spiral dengan kuas kecil yang telah dicelupkan pada cairan llilin diatas kain mori yang telah beri warna hijau.

Sedikit kaku, tangan tersebut terus memenuhi kain yang berukuran 1,5 meter X 2,15 meter yang dibentangkan pada paralon yang dibentuk segi empat dengan pola spiralnya.

Sesekali tangannya kembali mencelupkan kuas kecil pada cairan lilin yang mulai menguap di wajan kecil di atas tunggu listrik disampingnya.

Sementara Marsini, salah satu siswa di shelter workshop kampung peduli disabilitas Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan tuna grahita dan tuna wicara terlihat serius mengamati hasil kerja Endang.

Dengan cekatan Marsini akan memindahkan hasil goresan lilin Endang bersama dengan Sunardi (44), Bei Mursito (42) dan Danang Eko Murtanto (29) untuk dijemur di bawah terik matahari di halaman belakang rumah yang dijadikan ruang kerja jika sudah selesai.

Baca juga: 100 Anak Disabilitas Dilibatkan dalam Pemecahan Rekor MURI Daur Ulang 1.161 Kertas

Menjelang siang, tiba-tiba gerimis turun membuat enam pekerja di shelter workshop cepat-cepat menyelamatkan kain-kain mori yang telah memiliki motif tersebut ke dalam ruangan kerja mereka yang luasnya hanya 3 x 9 meter.

Sambil menunggu hujan reda, mereka bersama sama menyantap makan siang yang telah mereka siapkan. Sambil menyuap nasi berlauk tempe, Sunardi mengaku bersyukur bisa berkarya melalui batik ciprat langitan.

“Hanya ini yang bisa kami lakukan. Kamis senang bisa kemana-mana dengan membatik,” ujarnya Rabu (23/01/2019).

Seminggu terkahir belasan siswa pelatihan di shelter workshop kampung peduli disabilitas simbatan sibuk mengerjakan kegiatan membatik untuk memenuhi pesanan sejumlah instansi pemerintah Kabupaten Magetan.

Baca juga: Ketika Mimpi Desainer Disabilitas Rahmat Hidayat Mulai Terkabul...

 

Saat ini batik ciprat langitan karya para siswa pelatihan di workshop kampung peduli disabilitas Desa Simbatan sudah menjadi busana wajib pagi Aparatur Sipi Negara (ASN) sesuai dengan imbauan Bupati Magetan Suprawoto.

“Dalam sehari siswa bisa menghasilkan 20 sampai 25 lembar batik ciprat langitan,” ujar pengelola workshop kampung peduli disabilitas Desa Simbatan Maryani.

ke halaman selanjutnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com