Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Ciprat Langitan, Ladang Rezeki bagi Penyandang Disabilitas Desa Simbatan

Kompas.com - 24/01/2019, 07:12 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Upaya Maryani berdayakan disabilitas sejak 2015 

Adalah Maryani, guru SLB di Kecamatan Kawedaan yang pertama kali melihat potensi tersembunyi puluhan anak anak dengan disabilitas di Desa Simbatan.

Pada tahun 2015, anak anak dengan disabilitas di Desa Simbatan masih terpinggirkan karena mereka dianggap sama dengan anak-anak yang menderita kelainan jiwa.

Hampir seluruh warga yang memiliki anak dengan disabilitas memilih menyembunyikan mereka. Hanya sebagian kecil warga yang membiarkan anak mereka beraktifitas diluar karena faktor ekonomi.

“Saya pernah mengikuti anak dengan disabilitas mencari rumput. Dari berangkat sampai pulang lagi, tak satupun ada warga yang mengajaknya bicara,” kata Maryani.

Pada awalnya meyakinkan warga bahwa anak anak mereka dengan disabilitas bisa memiliki kemampuan layaknya warga yang lain agar bisa mandiri menurut Maryani lebih sulit dibandingkan mengajari anak dengan disabilitas menguasi sebuah ketrampilan.

Baca juga: Mimpi dan Harapan Penyandang Disabilitas untuk Berperan Aktif di Pemilu 2019

 

Untuk meyakinkan warga agar anaknya bisa mengikuti pelatihan, dia mengaku bisa belasan kali mengunjungi rumah mereka dengan segala macam penolakan.

“Prinsipnya kalau pintu depan ditutup, kami lewat pintu samping. Kalau pintu samping ditutup, masih ada pintu belakang yang kami masuki,” ucapnya.

Gagal dengan cara pendekatan biasa, Maryani melakukan pendekatan secara psikologis. Maryani datang ke rumah rumah orang tua yang anaknya dengan disabilitas dengan mengenakan seragam sekolah.

Dengan memahamkan pentingnya anak anak mereka harus memiliki keahlian untuk bisa mandiri membuat warga di Desa Simbatan mulai mengijinkan anak anak mereka mendapat pelatihan.

“Dari 27 anak dengan disabilitas kita berhasil mengikutsertakan 21 anak untuk mengikuti pelatihan,” katanya.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Diluncurkan di Solo

Untuk membiasakan warga dengan disabilitas bisa berbaur dengan warga, kepada Kepala Desa Simbatan Sugianto membantu pelan pelan dengan memberi ruang bagi warganya dengan disabilitas untuk sosialisasi.

Salah satunya cara adalah dengan memberi tempat khusus orang orang dengan disabilitas di dalam setiap hajatan selamatan warga.

“Setiap selamatan diundang dan diberi tempat khusus agar mereka membiasakan diri bersosialisasi dan membiasakan warga dengan kehadiran mereka, ” katanya.

Dengan berjalannya waktu, warga Desa Simbatan dengan disabillitas sedikit banyak kemudian mengusai sejumlah ketrampilan yang diajakran di shelter workshop seperti membatik, menjahit, membuat keset dan beberap ketrampilan lainnya.

Dengan ketrampilan yang mereka miliki, warga dengan disailitas akhirnya berani membuka diri berkomunikasi dengan warga lainnya. “Kita juga libatkan kegiatan seperti kerja bakti dan kegiatan lainnya, akhirnya masyarakat bisa berbaur dengan mereka,” imbuh Sugianto.

Ke halaman selanjutnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com