Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulunya Rawa dan Gambut, Kini 11 Hektar Lahan Desa Cendil Hasilkan Padi

Kompas.com - 21/01/2019, 17:25 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BELITUNG TIMUR, KOMPAS.com - Lahan rawa dan gambut seluas 11 hektar di Desa Cendil, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, kini mulai menghasilkan padi kualitas unggul.

Panen perdana yang dilakukan kelompok tani Air Limpas Jaya ditargetkan bisa berkelanjutan setiap tahunnya.

"Alhamdulillah dari 32 hektar lahan yang disiapkan, 11 hektar sudah mulai dipanen," kata Anggota Keltan Air Limpas Jaya, Keman, Senin (21/1/2019).

Meskipun sudah tergolong lanjut usia, Keman (62), tetap bersemangat mengolah lahan yang dulunya ditumbuhi belukar menjadi lahan produktif penghasil pangan.

Baca juga: Weri Mata Nii, Tradisi Tanam Padi Suku Gunung di Flores Barat

Ia dibantu personel TNI yang dikoordinir Babinsa Desa Cendil, Sertu Budiman dan Pelda Herman Efendi, dalam pembukaan lahan hingga proses tanam.

"Setiap hektar hasilnya tiga sampai empat ton. Karena ini lahannya masih baru, kami patut bersyukur," ujar Keman.

Ada pun bibit padi yang digunakan dari jenis Infari 32 yang merupakan program bantuan dari Kementerian Pertanian.

Dalam penanaman selanjutnya sistem pengairan dan pemberian pupuk organik bakal dimaksimalkan dengan harapan panen padi bisa mencapai 7 sampai 8 ton per hektar.

Baca juga: Memulayadu, Tradisi Petani Bone Bolango Menebar Benih Padi di Sawah

Petugas Penyuluh Lapangan Desa Cendil, Alinia, mengatakan, pembukaan lahan baru untuk tanaman pangan merupakan upaya pemerintah dalam swasembada pangan.

"Paling tidak kebutuhan beras untuk Desa Cendil dan sekitarnya bisa terpenuhi dulu," ucapnya.

Proses tanam padi pada pembukaan lahan di Desa Cendil membutuhkan waktu cukup lama. Sejak dibuka pada 2017 lalu, baru tahun ini dilakukan panen perdana.

Kesiapan lahan serta keterampilan masyarakat dalam bercocok tanam membutuhkan waktu secara bertahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com