Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Difungsikan, Pelabuhan Nasional di Pamekasan Mulai Rusak

Kompas.com - 08/01/2019, 10:01 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pelabuhan berstandar nasional di Desa Batukerbuy, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, sudah mulai rusak.

Beberapa sisi bangunan sudah banyak yang runtuh, misalnya plafon ruangan tunggu untuk penumpang, sudah ada yang ambruk dan bolong-bolong. Besi-besi bangunan sudah dimakan karat. Kaca-kaca bangunan perkantoran ditutupi debu.

Saat Kompas.com berkunjung ke pelabuhan ini akhir pekan kemarin, pagar besi untuk masuk menuju pelabuhan dalam keadaan terkunci.

Lampu-lampu di semua bangunan dalam keadaan hidup, meskipun jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB.

Genangan air di jalan menunju dermaga kapal bersandar, sudah bercampur lumpur karena tidak ada saluran menuju laut.

Seorang perempuan di seberang jalan pelabuhan, bertugas sebagai penjaga parkir kendaraan bagi pengunjung pelabuhan.

Baca juga: Jumlah Penumpang saat Natal dan Tahun Baru di Pelabuhan Tanjung Perak Naik 64,16 Persen

Setiap motor atau mobil, dikenakan parkir Rp 2.000. Semua kendaraan pengunjung, ditempatkan di sebuah gudang yang letaknya di sisi barat pintu masuk pelabuhan. 


Setiap hari,  selalu ada pengunjung yag datang ke pelabuhan yang dibangun mulai tahun 2006 silam ini. Rata-rata, mereka adalah warga yang hendak memancing, berfoto ria, atau sekedar ingin melihat-lihat kondisi pelabuhan.

Hanya ada satu perahu kayu diikatkan pada beton dermaga. Perahu itu terhempas keras karena siang itu gelombang air laut sedang tinggi dan angin begitu kencang. 

Tiang listrik penerang menuju dermaga pelabuhan ini juga sudah karatan. Bahkan, alat pembangkit listrik tenaga surya yang dipasang, juga sudah tinggal puing-puingnya. Lampu penerangan menuju dermaga, tidak terlihat hidup seperti lampu yang menyala di beberapa gedung dan perkantoran pelabuhan.

Marzuki, seorang pengunjung asal Desa Laranga Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan menyayangkan kondisi pelabuhan yang tidak kunjung beroperasi tersebut.

Bangunannya yang besar, hanya dibiarkan rusak dan tidak terawat. Padahal, anggaran yang digunakan untuk membangun pelabuhan tersebut mencapai 300 miliar lebih.

"Saya penasaran dengan pelabuhan Batukerbuy ini karena anggaran pembangunannya, sampai tahun 2013 lalu mencapai 300 miliar. Kenyatannya, kondisi pelabuhan sangat memprihatinkan," kata Marzuki.

Tahun 2014 lalu, saat Bupati Pamekasan masih dijabat oleh Achmad Syafii, pelabuhan ini mendapat suntikan dana dari APBD Pamekasan sebesar Rp 150 miliar.

Anggaran tersebut digunakan untuk membangun pemecah ombak (break water). Agar pelabuhan berfungsi, menurut Syafii, harus dibangun pemecah ombak. Namun, sampai hari ini, pelabuhan tersebut belum berfungsi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com