PALEMBANG, KOMPAS.com - Sampel gigi dari tulang belulang yang ditemukan petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musi Rawas telah dipastikan adalah Sofyan (45) yang merupakan sopir taksi "online" korban perampokan.
Kepastian itu muncul setelah tim forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang menemukan struktur gigi.
Dari temuan itu, ternyata susunan gigi tersebut sangat mirip dengan hasil rekam medis dokter spesialis.
Baca juga: Kasus Sofyan di Palembang: Itu Ikat Pinggang Papa hingga Keluarga Tuntut Hukuman Setimpal
Beberapa waktu sebelum tewas, ternyata Sofyan sempat mencabut gigi hingga rekam medis pun dicocokkan.
Setelah dipastikan itu adalah Sofyan, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara pun mengatakan tidak lagi membutuhkan tes DNA dari para keluarga korban.
“Pagi tadi dokter forensik melaporkan ke saya dan menemukan struktur gigi korban ternyata pernah berobat ke dokter, dari rekam medis dan pencocokan ternyata benar dan dipastikan gigi itu adalah milik Sofyan,tidak perlu lagi menunggu hasil tes DNA, karena dari gigi saja sudah cukup," kata Zulkarnain, Kamis (15/11/2018).
Sofyan Tewas Usai Dihantam Benda Tumpul
Selain identitas terungkap, petugas juga mendapatkan bukti baru yang menyebabkan Sofyan tewas. Sebab, sebelumnya Ridwan (45) salah satu tersangka yang telah tertangkap mengaku jika korban dihabisi dengan cara dicekik dan dijerat.
Namun, temuan lain muncul setelah hasil otopsi keluar dan dinyatakan jika hantaman benda tumpul membuat keretakan di bagian tempurung kepala serta rahang kiri yang masih terdapat bekas resapan darah.
“Rahang sebelah kiri ada yang patah, diduga ada benturan benda keras yang menyebabkan korban tewas. Tentu sangat berbeda dengan keterangan pelaku sebelumnya mengaku korban dijerat. Sekarang tersangka yang sudah ditangkap atas nama Ridwan masih terus diperiksa,"" kata Zulkarnain.
Baca juga: Hasil Otopsi, Sopir Taksi Online Sofyan Tewas Dihantam Benda Tumpul
Tiga pelaku yang kini menjadi buronan polisi diimbau jenderal bintang dua ini untuk menyerahkan diri kepada polisi sebelum tindakan tegas diberikan kepada mereka.
Pihak keluarga tersangka juga diminta untuk mendukung polisi dengan tidak melindungi tersangka.
"Ini bukan basa-basi, saya pastikan sampai liang kubur akan tetap kami kejar. Lebih baik menyerahkan diri saja," tegas Kapolda Sumsel.
Ancaman keras yang terus dilontarkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara membuat FR (16) salah satu pelaku ketakutan.