Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Tetangga Itu Sering Minum Tuak di Kedai Korban

Kompas.com - 26/10/2018, 07:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Firhot Manahan Nababan (43), warga Desa Lae Ambat, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang menjadi pelaku pembunuh Rimson Sitorus (46) dan penikam Kapolsek Parongil AKP Sayuti Malik, ternyata seumur hidupnya sering minum tuak di kedai tuak milik Rimson yang tak lain tetangganya.

Selain karena dendam lama terkait batas halaman rumah, pembunuhan itu juga terjadi karena persaingan usaha.

Sehari-hari, pelaku membuka usaha kedai kelontong, sedangkan korban yang awalnya hanya membuka kedai tuak akhirnya membuka kios kecil.

"Pelaku jualan rokok sama kerupuk, korban ikut jualan rokok dan kerupuk juga. Alasannya, banyak pelanggannya meminta dia juga jual rokok," kata Kepala Desa Lae Ambat M Sitorus, Kamis (25/10/2018).

Baca juga: Usai Bunuh Tetangga dan Tikam Kapolsek, Firhot Tewas Diamuk Massa

Sitorus mengungkapkan, pelaku yang pernah berkuliah di Jakarta itu dikenal temperamental.

Akibatnya, para tetangga banyak yang tak menyukainya. Makanya, begitu diketahui dia menganiaya Sayuti, warga yang sudah tersulut emosi langsung menghakiminya.

"Satu kampung ini saya jamin tidak ada yang cocok sama dia, orangnya kasar," kata Sitorus lagi.

Seperti diberitakan, diduga gara-gara dendam lama yang tak berkesudahan, Firhot membunuh Rimson dengan parang dan belati. Mendapat informasi tersebut, Kapolsek Parongil AKP Sayuti Malik bersama beberapa personel turun ke lokasi.

Tiba di tempat kejadian perkara, pelaku didapati masih memegang parang dan belati. Sayuti lalu memintanya membuang senjata tajam itu, namun pelaku tak peduli.

Sayuti kemudian memberikan tembakan peringatan ke udara, sontak pelaku melemparkan parangnya ke arah Sayuti. Reflek, Sayuti mengelak dan mengambil langkah mundur, namun dia terjatuh.

"Saat itulah pelaku menikam, kapolsek terkapar berlumuran darah. Warga yang melihat langsung menyerang, pelaku diamuk massa," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Kamis (?25/10/2018).

Meski sempat mendapat perawatan medis, luka-luka yang dialami pelaku akibat diamuk massa membuatnya tewas pada Kamis (25/10/2018) subuh.

Kompas TV Kontras mendesak negara membuktikan keseriusannya dalam mengungkap kasus pembunuhan aktivis HAM Indonesia Munir Said Thalib.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com