KOMPAS.com - BMKG mencatat, hingga 7 Oktober 2018 telah terjadi gempa susulan sebanyak 546 kali pascagempa utama magnitudo 7,4 pada Jumat (28/9/2018).
Hal tersebut terjadi karena terjadi penyesuaian di segmen sesar Palu Tengah menuju keadaan stabil.
Selain itu, bantuan makanan bagi para pengungsi di hari ke-10 juga masih belum merata. Kemensos pun mempriotitaskan untuk menyalurkan bantuan ke sejumlah titik yang belum terjangkau di Donggala.
Berikut sederet fakta terbaru tentang gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Bantuan yang akan dikirimkan melalui jalur laut adalah tenda gulung atau terpal, tenda serba guna, selimut, matras, dan peralatan atau kebutuhan untuk dapur umum.
“Insya Allah hari ini kami bersama Tim Kemensos, Bupati Donggala, Dinsos (Dinas Sosial) Sulteng, akan menuju Kecamatan Balaesang (kabupaten Donggala), sekalian mau mengunjungi para pengungsi,” kata Hartono, Sekretaris Jenderal Kemensos RI Hartono Laras, kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).
Hartono mengatakan, akses menuju lokasi tidak bisa ditembus melalui darat lantaran medan yang sulit dan terputus, khususnya di wilayah Kabupaten Donggala.
Bantuan tersebut melalui jalur laut dari Pelabuhan Pantoloan, Palu Utara.
“Karena hari ini kami akan cukup banyak bantuan ke lokasi tersebut, maka diputuskan untuk menggunakan jalur laut,” kata Hartono.
Baca Juga: Kemensos Fokus Distribusikan Bantuan ke Wilayah yang Belum Terjangkau di Donggala
Menurut petugas BMKG Wilayah IV Makassar, Emelda Meva Elsera, hingga 7 Oktober 2018, Sulteng diguncang 546 kali gempa susulan. Hal ini dikarenakan segmen sesar Palu Karo tengah dalam proses stabilisasi.
“Ketika terjadi gempa bumi besar, berarti energi yang dilepaskan juga besar. Sehingga, stabilisasi harus terjadi untuk kembali ke kondisi normal," ujar Emelda dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/10/2018).
"Jadi gempa susulan tersebut merupakan bagian dari proses untuk menuju titik stabilnya lagi,” bebernya.
Namun demikian, Emelda menegaskan, gempa susulan di Sulteng, tidak berpengaruh pada gempa kecil di sejumlah daerah lain di Indonesia.