Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta di Balik Kekeringan di Gunungkidul, Merangkak di Gua hingga Jalan Kaki

Kompas.com - 27/09/2018, 20:23 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana kekeringan bagi warga Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, bukanlan hal baru.

Setiap tahun ketika musim panas tiba, warga di Purwosari selalu mengalami kekeringan. Mata air banyak yang mengering dan mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air bersih.

Namun, beberapa waktu lalu, sejumlah warga menemukan sumber mata air yang melimpah di dalam gua.

Berikut fakta di balik perjuangan warga Dusun Blado dan Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari untuk mendapatkan air bersih.

1. Empat warga pencari kelelawar menemukan mata air melimpah

Salah seorang pemandu wisata sedang memeriksa kondisi dalam gua yang baru saja ditemukan oleh warga yang hendak membuat tempat parkir di komplek wisata Gua Pindul, Kamis (5/12/2013). Tribun Jogja/Hari Susmayanti Salah seorang pemandu wisata sedang memeriksa kondisi dalam gua yang baru saja ditemukan oleh warga yang hendak membuat tempat parkir di komplek wisata Gua Pindul, Kamis (5/12/2013).

Empat warga dari Dusun Blado, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, menelusuri sebuah gua di dusunnya untuk berburu kelelawar. Namun, Jumakir dan tiga rekannya itu justru menemukan mata air di dalam gua tersebut.

Kabar gembira tersebut pun segera tersiar luas ke warga, khususnya di wilayah Kecamatan Purwosari. Kepala Dusun Blado, Witanto menceritakan, sumber air bersih cukup jernih dan melimpah.

"Di dalamnya terdapat sumber air cukup jernih, dan (debit) besar," katanya kepada wartawan, Rabu (26/9/2018) petang.

Baca Juga: Sukijan, Sang Penjaga Mata Air di Bukit Menoreh

2. Jalan menuju sumber air sulit dan ekstrim

Wisatawan memasuki mulut obyek wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang beberapa saat sebelumnya ditutup oleh pihak pemilik lahan di atas gua tersebut, Kamis (7/3/2013). Konflik antara pihak pemilik lahan dengan sejumlah kelompok pengelola obyek wisata tersebut terus berlangsung seiring terus mengalirnya kunjungan wisatawan ke tempat tersebut. 
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan memasuki mulut obyek wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang beberapa saat sebelumnya ditutup oleh pihak pemilik lahan di atas gua tersebut, Kamis (7/3/2013). Konflik antara pihak pemilik lahan dengan sejumlah kelompok pengelola obyek wisata tersebut terus berlangsung seiring terus mengalirnya kunjungan wisatawan ke tempat tersebut.

Kabar gembira yang dibawa Jumakir dan tiga kawannya itu segera disambut warga dengan datang ke gua untuk mengambil air.

Warga tak lagi mempedulikan betapa sulitnya jalan masuk ke sumber air di dalam gua tersebut.

Witanto Kepala Dusun Blado, menceritakan, kondisi mulut gua itu terjal. Lalu saat masuk ke gua, warga harus merangkak selama 20 menit. Atap gua tidak memungkinkan warga untuk berdiri tegak.

Lalu warga terpaksa berjalan kaki selama 10 menit dan berjongkok lagi untuk mengambil air dari sumber air bersih. Perjuangan keras warga tersebut terbayar ketika berhasil mendapatkan air.

"Warga di sini pun sudah mengambil air menggunakan jerigen," ucapnya.

Baca Juga: Kekeringan Melanda Kulon Progo, Sejumlah Desa Kesulitan Air Bersih

3. Upaya menyedot air tidak berhasil

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com