Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Lombok, Bibi Zohri Ikut Jadi Korban, Tertimbun Reruntuhan Masjid

Kompas.com - 09/08/2018, 11:27 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Salemah, warga Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi salah satu dari korban gempa yang tertimbun reruntuhan masjid Jamiatul Jamiah.

Evakuasi korban Salemah yang juga bibi dari Juara Dunia Lari 100 Meter Putra U-20 Lalu Muhammad Zohri tersebut memakan waktu hingga 24 jam. Jenazah baru bisa dievakuasi seletah tiga hari pascagempa magnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018).

I Made Kayuniade, relawan Basarnas asal Tabanan, Bali, mengatakan evakuasi jenazah Salemah merupakan evakuasi tersulit yang pernah dilakukannya.

"Kalau ketemu korban di reruntuhan, itu sudah paling sulit. Jadi dari kemarin itu kita buat celah agar bisa evakuasi korban," katanya, Kamis (9/8/2018) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Gempa Lombok, Masjid di Dusun Zohri Roboh, Diperkirakan Banyak Korban Tertimbun

Tim Basarnas mengerahkan banyak pasukan untuk evakuasi masjid yang runtuh ini. Dengan peralatan lengkap termasuk alat pernapasan, sarung tangan, helm, baju dan celana safety, tim relawan masuk dan menyusuri sebuah lubang yang berukuran tidak terlalu besar.

Lubang tersebut dibuat sebagai akses keluar masuk relawan dan tentunya juga untuk mengevakuasi korban. Lubang tersebut sudah dibuat sejak Selasa (7/8/2018).

Menurut dia, tim sebelumnya memutuskan mencari tanda-tanda kehidupan, faktanya tidak ada korban dalam keadaan hidup sehingga kemudian tim menggunakan alat berat untuk membongkar reruntuhan agar ada akses masuk.

Relawan lain, Suhendra, menuturkan bagaimana ketegangan yang terjadi dalam proses evakuasi bibi Zohri tersebut.

"Yang bikin lama itu karena posisi korban yang terjepit tiang itu. Kita tetap pelan-pelan masuk dan menyangga tiang itu agar bisa menarik keluar korban," tutur relawan asal Mataram, NTB, ini.

Baca juga: Terjebak di Reruntuhan Masjid, Sandal Jamaah hingga Suara Minta Tolong

Menurutnya, tim penolong tidak bisa sembarangan melakukan evakuasi mayat korban karena ada reruntuhan yang labil. Jika salah menyanggah, bisa jadi malapetaka bagi tim relawan.

"Itu reruntuhan kan labil, jadi kita lihat bagaimana posisinya. Karena terjepit maka posisi bangunan ini labil, jadi cari posisi bagus untuk sanggah tiangnya," ucap Suhendra, yang sudah bergabung ke Basarnas sejak 2007 silam.

Willy, relawan asal Kupang, NTT, mengaku merasa lega akhirnya bisa mengevakuasi korban. Dia bercerita, saat proses evakuasi, yang dipikirkannya hanya satu, yakni bagaimana mengeluarkan korban dari dalam reruntuhan.

"Kini sudah rasa lega bisa evakuasi korban, tapi masih ada beberapa lagi korban yang harus kita evakuasi. Mudah-mudahan semuanya berjalan baik," ujar dia.

Baca juga: 7 Kisah Mengharukan Gempa Lombok, Warga Terjebak di Reruntuhan Masjid hingga Bayi Lahir

Seperti diketahui, Dusun Karang Pangsor merupakan dusun kelahiran Juara Dunia Lari 100 Meter U-20, Lalu Muhammad Zohri, yang menyabet gelarnya di Finlandia beberapa waktu lalu.

Sehari sebelumnya, Warga setempat berharap petugas SAR bisa segera mengangkat jenazah yang sudah terlihat dan terhimpit pilar masjid Jamiatul Jamiah.

Menurut warga, jumlah korban ada banyak sebab saat gempa terjadi ada lima syaf jemaah shalat Isya. Sementara satu syaf berderet ada sekitar 30 jemaah.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Basarnas Butuh Waktu 24 Jam Evakuasi Jenazah Salemah, Bibi Muhammad Zohri dari Reruntuhan Masjid, pada Kamis (9/8/2018) 

Kompas TV Para wisatawan ini selanjutnya dibawa Pulau Bali dan sebagian lainnya memilih tetap di Lombok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com