Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap, Dua Hari ke Depan Bandung Semakin Dingin

Kompas.com - 04/08/2018, 22:13 WIB
Agie Permadi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS com - Suhu dingin di Bandung di luar kebiasaan masih terjadi. Bahkan pada Sabtu (4/8/2018) ini, tercatat dari pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung, suhu minimum hingga mencapai 16,2 derajat celsius.

Peneliti cuaca dan iklim BMKG Provinsi Jawa Barat Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, hal ini terjadi karena wilayah Indonesia masih dipengaruhi musim dingin di Australia.

"Terutama kondisi suhu dingin di Australia bagian barat yang diprakirakan suhu udara minimumnya hingga dua hari ke depan mencapai 5-6 derajat," ucapnya, Sabtu (4/8/2018).

Akibatnya, suhu di Kota Bandung diperkirakan semakin dingin dalam dua hari ke depan.

Baca juga: Samantha, Gadis Cilik Juara Dunia Catur Asal Bandung, Kejar Gelar Grandmaster

Umumnya, lanjut Iid, pola perkiraan angin pada ketinggian 1 km di atas permukaan laut pada periode musim kemarau adalah angin pasat tenggara dari arah Benua Australia, terutama massa udara yang membawa udara dingin dari Australia bagian barat.

Oleh karena itu, prakiraan pola angin ini berkontribusi juga terhadap penjalaran dan penurunan suhu udara di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Baca juga: Embun Upas Turun Lagi, Ada Bunga Kristal di Dieng

Adanya badai 'Shanshan' yang mengganggu regional di Samudera Pasifik menyebabkan kondisi angin relatif kencang dalam beberapa hari ke depan dengan kecepatan 36-50km/jam.

"Kondisi angin yang relatif kencang ini perlu diwaspadai untuk info cuaca daratan terhadap potensi pohon tumbang ataupun objek-objek tertentu yang mudah roboh atau patah," tuturnya.

Kondisi angin seperti ini berpengaruh terhadap prakiraan tinggi gelombang laut maksimum terutama di perairan sebelah selatan Jawa Barat yang diprakirakan hingga 3 hari ke depan mencapai 4 meter.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau para nelayan untuk tidak melaut sehingga kondisi laut dinyatakan relatif aman.

Baca juga: Cerita Lengkap Ibu Lurah Pura-pura Mati agar Selamat dari Upaya Pembunuhan

Menurut dia, karakteristik suhu musim kemarau ini dingin dan kering, puncaknya terjadi bulan Agustus dan September.

"Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kondisi badan supaya tetap fit. Salah satunya dengan selalu mengenakan baju hangat atau jaket saat berpergian keluar rumah, serta mengonsumsi buah-buahan dan sayuran," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com