Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Bulan Air Bersih Tak Mengalir, Warga Rela Berjalan Kaki ke Sungai

Kompas.com - 06/06/2018, 13:23 WIB
Syarifudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Warga Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Kesulitan air yang dirasakan warga setempat terjadi sejak tiga bulan terakhir. Hal itu karena mesin pompa penyedot dari sumber air di sungai mengalami kerusakan akibat dihantam arus banjir saat puncak hujan beberapa bulan lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian warga rela berjalan kaki sejauh lebih dari satu kilometer dengan membawa jeriken untuk mengambil air di sungai Kangga sebelah utara Desa Doridungga.

Warga yang bermukim di dataran tinggi ini memang jauh dari sumber mata air. Untuk menuju titik air, mereka pun harus turun tebing curam setinggi 100 meter.

Baca juga: Perjuangan Takmir Masjid Menyiapkan Air Bersih di Tengah Kekeringan

"Mengambil air di sungai ini bukan pekerjaan gampang. Kita harus naik turun tebing. Pulangnya pikul jeriken kapasitas 25 liter berisi air untuk keperluan minum dan memasak," kata Suaidin, salah seorang warga saat ditemui disela-sela mengisi air di sungai, Rabu (6/6/2018).

Untuk keperluan minum dan memasak, pagi dan sore warga mengambil air di sungai tersebut. Karena tak ada sumber air lain, warga sekitar juga ramai berdatangan ke sungai untuk mandi dan mencuci serta buang air.

"Di desa ini tak ada sumber air lain mas, makanya kita ngambil air disini. Mandi dan mencuci juga di sungai," tutur Suaidin.

Hal senada juga diungkapkan warga lain, Ajudah. Dia mengaku sudah berbulan-bulan warga di wilayah itu kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Baca juga: Di Desa Bersejarah Ini, Ambulans Pun untuk Mengangkut Air Bersih

"Sebetulnya ini bukan pengaruh musim kemarau, tetapi mesin pompa yang mengalirkan air dari sungai ke kampung sudah dibawa banjir," ujarnya.

Menurut Sekretaris Badan Perwakilan Desa (BPD) ini, salah satu komponen penyedot air sungai yang menggunakan energi listrik itu merupakan bantuan pemerintah untuk disalurkan ke masyarakat.

Bantuan sarana air bersih itu dibangun lantaran wilayah setempat menjadi langganan kekeringan setiap memasuki musim kemarau.

Namun baru dua bulan dinikmati, mesin penghisap air dihantam banjir hingga menyebabkan aliran air ke desa terputus.

"Sejak aliran air mati total, sehingga 3.000 lebih penduduk di Desa Doridungga kesulitan mencari air bersih," kata Ajudah.

Baca juga: Ridwan Kamil Tawarkan Sistem Pertanian Infus Atasi Kekeringan

Ia dan warga lain hanya bisa berharap agar kesulitan yang dihadapi mereka saat ini segera teratasi.

Karena itu, mereka berharap ada perhatian pemerintah untuk memperbaiki sarana air bersih tersebut agar masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan air seperti saat ini.

"Kami mohon bantuan pemerintah agar air ini bisa mengalir ke tengah perkampungan," harapnya.

Kompas TV Kekeringan mengancam ribuan hektar sawah di Aceh Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com