Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Lapas Ambarawa Serasa di Pondok Pesantren

Kompas.com - 26/05/2018, 07:12 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

AMBARAWA, KOMPAS.com - Jauh di dalam tembok tua bernama Benteng Willem I atau dikenal sebagai Benteng Pendem, Ambarawa, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat suci Al Quran.

Semakin didekati, suaranya makin jelas. Nadanya bermacam-macam, ada yang parau, serak tapi ada pula yang merdu.

Suara-suara ini berasal dari para narapidana Lapas Ambarawa yang tengah bertadarus di Masjid Darut Ta’ibin di kompleks Lapas peninggalan Belanda tersebut.

Mereka duduk bersila secara melingkar. Sebagian menghadap dampar atau meja kayu panjang untuk meletakkan Al Quran, sebagian lagi langsung memegangya dengan tangan.

"Tadarus kami lakukan setiap pagi habis tausiyah pagi," kata Ketua Takmir Masjid Darut Ta’ibin, Budi Supriyanto (58), Jumat (25/5/2018) pagi.

Ia mengatakan, tadarus pada bulan Ramadhan ini dilakukan setiap pagi, siang dan malam hari.

Tadarus pagi hari dilakukan setelah shalat dhuha dan menyimak tausyiah pagi yang disampaikan oleh penyuluh dari Kantor Kemenag Kabupaten Semarang.

Tadarus siang, dilakukan selepas dzuhur sampai ashar dan tadarus malam dilakukan setelah tarawih.

"Kalau pagi kita tadarus sampai jam sebelas, ada 21 orang. Kalau siang yang ikut sekitar 18 orang, sedangkan malam ada sembilan narapidana," ujarnya.

"Jadi kita bisa katam Alquran, minimal satu kali seminggu." imbuhnya.

Sesuai dengan arti dari nama Masjid Darut Tabiin ini, yakni rumah orang-orang yang hendak bertaubat maka para narapidana Lapas Ambarawa ini banyak mengisi waktu selama Ramadhan dengan beribadah.

Mulai dari tadarus, salat tarawih, Salat 5 waktu berjamaah dan mendengarkan tausiyah atau ceramah agama.

Budi mengaku dipercaya sebagai salah satu Takmir Masjid Darut Tabiin, karena dianggap tidak pernah berbuat kesalahan selama menjalani hukuman.

Tugas ini ia lakukan dengan ikhlas, lantaran disisa masa hukumannya yang akan berakhir pada akhir September 2018 ini dirinya ingin berbuat yang bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi sesama narapidana.

"Jika ada narapidana yang masih belum mau beribadah, kami malah semakin tertantang untuk mengajaknya, mulai dari membaca Al Quran hingga salat,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com