Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Lapas Ambarawa Serasa di Pondok Pesantren

Kompas.com - 26/05/2018, 07:12 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Menurutnya, kebebasan menjadi hal yang paling didambakan oleh setiap narapidana. Mereka terpaksa menjadi pesakitan sebagai ganjaran atas kejahatan yang telah mereka lakukan.

Berada di sebalik tembok Benteng Willem I ini, kata Budi, dirasakan sebagi kasih sayang Tuhan dengan banyak memberikan waktu untuk merenungi setiap episode kelam dalam perjalanan hidupnya.

Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan maghfirah (pengampunan) ini, Budi ingin memanfaatkan waktunya untuk berbuat baik dan beramal salih.

"Saya dulu terjerat kasus korupsi. Terkadang dalam tadarus ini meski tak tahu artinya, saya seperti sedang meratapi dosa," tuntasnya.

Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas Kelas IIA Ambarawa, Maskuri, mengatakan, penghuni Lapas Ambarawa sebanyak 431 orang. Terdiri dari 385 narapidana muslim, 44 narapidana nasrani dan 2 orang narapidana beragama Budha.

"Mengaji menjadi salah satu syarat untuk asimilasi bagi narapidana. Kegiatan ini kami gelar secara bergiliran," kata Maskuri.

Ia menjelaskan, upaya pembinaan yang dilakukan kepada para penghuni Lapas Ambarawa ini dilakukan dengan dua pendekatan, yakni melalui pembinaan rohani dan pelatihan keterampilan.

Khusus untuk narapidana yang beragama Islam, pada bulan Ramadhan ini diwajibkan untuk puasa.

"Jadi kami atur pembagian makannya, yaitu jam dua sampai setengah tiga untuk sahur dan menjelang buka puasa. Khusus untuk buka puasa, kami berikan ekstra puding," ujarnya.

Ketua Panitia Ramadhan Lapas Ambarawa, Brilian (31), menambahkan, tema Ramadhan kali ini adalah "Saatnya lakukan tobat sebelum ajal menjerat, segera lakukan salat".

Adapun kegiatan yang dilangsungkan selama Ramadan antara lain bersih-bersih di sekitar areal masjid, Salat Tarawih, tadarus, pengumpulan zakat, Salat Idul Fitri. Pelaksanaan Salat Tarawih sendiri dijadwal secara bergiliran per blok, karena daya tampung masjid Lapas yang terbatas.

"Setiap malamnya Shalat Tarawih diikuti sekitar seratusan narapidana yang berasal dari 3 kamar. Sisanya Terawih di kamarnya masing-masing," kata Brilian.

Selain itu kegiatan yang bersifat ritual, pihaknya juga menggelar sejumlah lomba untuk menggairahkan narapidana belajar agam lebih baik lagi. Lomba-lomba tersebut antara lain lomba azan, baca alquran, MTQ dan lomba pidato.

"Semoga momentum Ramadha ini berkesan bagi para warga binaan. Meaki di daam Lapas, mereka berasa di Pondok Pesantren," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com