Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Larang Anak Jatuh Cinta pada Seni Mendalang dan Wayang (2)

Kompas.com - 25/05/2018, 18:48 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di bawah bimbingan Slamet Hariyadi, setiap minggu puluhan anak usia TK hingga SMA asyik belajar seni mendalang di Sanggar Pengalasan Pedalangan, Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, belajar menjadi dalang.

Saat ini, ada sekitar 23 siswa belajar mendalang, mulai dari cepeng atau cara memainkan wayang hingga sulukan, dialog, dan gending.

Slamet turun tangan untuk mengajar mendalang dibantu sejumlah murid yang sudah senior, seperti Gilang Tomaskumoro yang sudah biasa tampil di tingkat nasional.

Baca juga: Melatih Anak Mendalang, Memperpanjang Napas Seni Wayang (1)

Daneswara Satya Swandaru (6), seorang dalang cilik, mengaku sudah belajar wayang sejak usia 4 tahun. Danes senang sekali didukung kedua orangtuanya untuk belajar menjadi dalang hingga bisa tampil di berbagai acara.

Ayah Danes, Yoseph Harjanto, warga Desa Bandung, Kecamatan Playen, mengungkapkan, putranya memang sejak beberapa tahun ini sangat mencintai dunia pewayangan.

Sejak mengenal wayang, lanjut Yoseph, Danes tidak lagi menggandrungi tokoh-tokoh kartun, seperti Ultraman hingga Upin-Ipin seperti anak-anak seumurannya. Tayangan wayang di YouTube menjadi menu wajib putranya setiap hari.

"Meski masih kecil, kalau ada pagelaran wayang, anak saya selalu merengek minta menonton dan herannya dia betah sekali. Tak jarang, dia nonton sampai selesai kalau dalangnya dirasanya bagus," ucap Yoseph.

Baca juga: Kisah Generasi Ketiga H Abdul Rozak, Bagi-bagi Uang Selama Ramadhan

Awalnya, dia mengira bahwa kesenangan Danes terhadap wayang hanya sesaat saja. Namun semakin hari, Yoseph merasakan kecintaan putranya tersebut semakin kuat. Oleh karena, tak ada pilihan lain baginya selain mendukung putranya.

Potensi dalang cilik ini diapresiasi Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto. Dia mengatakan, berdasarkan data Persatuan Dalang Indonesia (PEPADI) Gunungkidul, setidaknya ada sekitar 100 dalang di Gunungkidul.

"Jumlah dalang yang masuk data sekitar 100-an tetapi prediksi saya bisa lebih. Anak-anak belum masuk, ini luar biasa," katanya.

Orangtua, lanjut Supriyanto, hendaknya mendukung penuh jika mengetahui potensi dalang anak-anaknya. Jangan melarang mereka hanya karena mungkin tidak terlihat keren. Menurut Supriyanto, skill tentang budaya dapat mempererat hubungan masyarakat.

"Orangtua didorong untuk memperkenalkan budaya sejak dini. Dengan budaya, kita dipersatukan," ujarnya.

Baca juga: Kisah Spiderman Cantik Asal Grobogan, Pilih Panjat Tebing daripada Jadi Polisi (3)

Supriyanto mengatakan, salah satu upaya pemerintah dalam mendorong perkembangan seni pedalangan di Gunungkidul adalah dengan lebih sering menggunakan dalang lokal, termasuk lomba dalang cilik.

"Wayang saat ini sudah diakui dunia, itu hal yang menggembirakan dan harus terus dilestarikan," pungkasnya.


 

Kompas TV Is Yuniarto, sang pembuat wayang Avengers: Infinity War bercerita di Sapa Indonesia Pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com