Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Ricuh, Bupati Semarang Imbau Dermawan Atur Pembagian Zakat

Kompas.com - 24/05/2018, 17:42 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin meminta para dermawan untuk menghindari pembagian zakat secara massal dalam satu tempat. Hal itu guna menghindari kericuhan dan jatuhnya korban, seperti yang sering terjadi di beberapa daerah.

Mundjirin mengatakan, pembagian zakat mal (harta), sedekah atau sejenisnya pada bulan Ramadhan jamak dilakukan oleh para aghniya (orang kaya) di Indonesia.

Dengan berbagai pertimbangan, terkadang pembagian zakat tersebut bersifat spontan dan dilakukan di satu tempat. Sehingga tak jarang menimbulkan korban luka bahkan korban jiwa akibat massa yang berdesak-desakan.

Namun demikian, pemerintah sendiri mengakui, tidak bisa mengintervensi ihwal pembagian zakat secara pribadi lantaran tidak ada ketentuan atau aturan yang dilanggar.

"Itu memang pribadi masing-masing, orang-orang yang kaya mau memberikan zakatnya seperti apa, itu juga tidak ada larangan dan juga tidak ada keharusan harus seperti apa. Mungkin dengan begitu, mereka lebih mantap hatinya," ungkap Mundjirin, ditemui usai membuka acara Pasar Murah bersama BPJS Ketenagakerjaan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Kamis (24/5/2018) siang.

Baca juga: MUI Imbau Masyarakat Hindari Pembagian Zakat Langsung secara Massal

Namun demikian, lanjutnya, jika penyaluran zakat secara massal tetap dilakukan, ia meminta agar hal itu seyogyanya diatur waktunya agat tidak ada penumpukan massa yang bisa berakibat ricuh.

"Bisa satu hari, tapi dibedakan jamnya. Pakai kupon misalnya jam 10 dan jam 2, jadi itu nggak bareng-bareng," katanya.

Pemerintah, kata Mundjirin, saat ini telah mempunyai Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) yang mengelola zakat khususnya di kalangan PNS.

Ia mempersilahkan para dermawan untuk memanfaatkan Baznas ini, atau melalui instrumen penyaluran zakat lainnya yang disediakan oleh badan-badan resmi yang ditangani oleh ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah.

"Rencananya Baznas akan dibagikan malam 17 Romadlon di Pendopo sini. Mari, para dermawanyang mau nitip sekalian kita persilahkan," pungkasnya.

Terlepas dari itu, Mundjirin mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan yang telah menggelar pasar murah khusus bagi guru TK dan PAUD.

Pihaknya berharap, pasar murah BPJS Ketenagakerjaan ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain di Kabupaten Semarang untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menjelang hari raya Idul Fitri.

"Kepada perusahaan-perusahaan lain, monggo besok siapa tahu akan menggelar pasar murah, bantuan sembako murah. Mudah-mudahan BPJS Ketenagakerjaan ini tidak hanya sekali ini saja," tuntasnya.

Baca juga: Di Solo, Ribuan Warga Miskin Serbu Pembagian Zakat Beras

Sementara itu Kepala BPJS Ketanagakerjaan Kantor Cabang Ungaran, Budi Santoso mengatakan, pasar murah kali ini dipersembahkan kepada 620 guru TK Se Kabupaten Semarang yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan membayar Rp 75.000, mereka mendapatkan paket sembako senilai Rp 150.000.

"Isinya beras 5 kilom minyak gorenng 5 liter dan gula pasir 2 kilogram. Mudah-mudahan ada manfaatnya," kata Budi.

Selain pasar murah, para Guru TK PAUD tersebut juga mendapatkan sosialisasi manfaat dari menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Para Guru TK PAUD ini iurannya hanya Rp 10.260 perbulan, dapat jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Kalau nanti keuagangannya mendukung, bisa masuk ke fasilitas JHT (jaminan hari tua)," tuntasnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com