Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Spiderman" Cantik Asal Grobogan, Pilih Panjat Tebing daripada Jadi Polisi (3)

Kompas.com - 22/05/2018, 07:38 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan kali ini menjadi berkah tersendiri bagi Aries Susanti Rahayu (23), atlet muda panjat tebing Indonesia asal Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Setelah sibuk berlatih dan bertanding demi mengharumkan nama Indonesia, Ayu akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya.

Gadis cantik berhijab itu baru saja pulang dari Kejuaraan Dunia Panjat Tebing - IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China, yang digelar 6 Mei lalu, dengan menorehkan prestasi sebagai peserta tercepat untuk kategori Speed Climbing Performa.

Baca juga: Kisah Spiderman Cantik Asal Grobogan yang Harumkan Nama Indonesia (1)

‎Ayu menggulung atlet Rusia, Elena Timofeeva, jawara di sejumlah super series panjat tebing dan bahkan nyaris memecahkan rekor dunia balapan di dinding panjat vertikal.

Dalam video berdurasi pendek yang viral di media sosial, aksi Ayu saat memanjat dinding vertikal setinggi 50 kaki dalam hitungan waktu 7,51 detik memukau. Ayu melesat cepat bak Spiderman.

Dia merayap dinamis melawan efek gravitasi mengungguli lawannya. Kecepatan Ayu mendekati rekor dunia yang pernah ditorehkan atlet Rusia, Iulina Kaplina, dengan catatan waktu 7,46 detik. Kaplina sebenarnya juga tampil dalam kejuaraan ini, tetapi gugur di babak penyisihan.

Baca juga: Kisah Spiderman Cantik Asal Grobogan Bikin Bangga Orang Sekampung (2)

 

Pilih panjat tebing

‎‎Aries Susanti Rahayu‎ (23) saat ditemui di rumahnya di Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (20/5/2018) malam.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO ‎‎Aries Susanti Rahayu‎ (23) saat ditemui di rumahnya di Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (20/5/2018) malam.
Dunia panjat tebing yang membawa Ayu ke kancah internasional juga sempat diperhadapkan dengan berbagai pilihan lain.‎

Ayu yang lahir dari keluarga petani diharapkan keluarganya untuk menjadi polisi. Namun, dia memilih panjat tebing dan tetap yakin bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya melalui jalan ini.

"Sejak kecil, orangtua berharap saya bisa menjadi polisi. Namun, hal itu kandas karena saya lebih memilih panjat tebing. Saat ada pendaftaran polisi, saya lebih berat berlatih dan mengikuti kejuaraan panjat tebing. Kesempatan itu belum tentu datang kedua kali," ungkap Ayu.

"Saat ini, panjat tebing adalah jalan hidup saya. Dan cita-cita saya, hanya ingin membahagiakan ayah dan ibu," tambahnya kemudian.

Baca juga: Kisah Desy Wanita Berhijab Penolong Anjing Liar, Rezeki Allah yang Atur (2)

Dia mengaku sempat kepikiran juga belakangan ini untuk mengikuti seleksi menjadi polisi. Hanya saja, usianya sudah tak memenuhi persyaratan lagi.

"Saat ada pendaftaran Polri, saat itu juga saya harus berlatih untuk mengikuti kejuaraan.‎ Saya berat jika harus meninggalkan dunia panjat tebing. Saat ini, umur saya sudah lewat untuk mengikuti seleksi Polri. Mungkin Allah punya kehendak lain," kata Ayu.

Saat ini, yang ada di dalam benak Ayu adalah berusaha mewujudkan kebahagiaan untuk kedua orangtuanya. Melalui dunia panjat tebing, Ayu‎ bertekad mengharumkan nama Indonesia, orangtua serta kampung halamannya.

"Asian Games, tim kami bertekad memborong medali. Semoga terlaksana dengan baik. Saya minta doa dan dukungan dari semuanya. Saya juga mengejar poin sebagai persyaratan masuk PNS. Itu yang dijanjikan pemerintah.‎ Peluang ini akan saya manfaatkan sebaik-baiknya demi kebahagiaan orangtua," tuturnya.

Bersambung ke halaman dua: Ramadhan bersama keluarga sebelum berlatih lagi

 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com