GARUT, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Gerindra, Sudrajat menilai, lembaga-lembaga survei banyak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini disampaikannya ketika ditanya soal elektabilitas dirinya dan Ahmad Syaikhu yang menurut sejumlah survei berada di posisi ketiga atau keempat.
"Saya tidak pernah melihat patokan-patokan dari surveyor, karena surveyor itu sekarang banyak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, sebagian punya metode masing-masing, sebagian ada yang dibayar," katanya saat diwawancara usai menemui pimpinan pondok pesantren Sukaraja, Karangpawitan, Garut, Minggu (20/5/2018) siang.
Menurut Sudrajat, ada lembaga survei yang hasil surveinya menyatakan pasangan Asyik unggul dalam Pilkada Jabar. Karenanya, Sudrajat mengaku saat ini tidak terlalu memperhatikan hasil survei dalam melakukan sosialisasi.
"Saya terus saja konsentrasi untuk sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Survei CSIS: Elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 41,4 Persen, Ridwan Kamil-Uu 33,5 Persen
Menurut Sudrajat, dari hasil sosialisasi yang dilakukan oleh dirinya dan Syaikhu kepada masyarakat selama ini, mereka sekarang pelan-pelan sudah mulai tercerahkan dengan platform politik pasangan "Asyik".
"Masyarakat sudah mulai sadar dan mengerti apa yang kita sampaikan," jelasnya.
Baca juga: Survei Instrat: Elektabilitas Deddy-Dedi Tertinggi
Salah satu hal penting yang jadi perhatiannya, menurut Sudrajat, adalah di Jawa Barat dengan 93 persen penganut agama Islam, masyarakatnya ingin pemimpin yang peduli pada ulama, pondok pesantren serta kegiatan keagamaan.