Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Ponpes Wali, Nobar Film Dokumenter Islam Sambil Minum Kopi

Kompas.com - 20/05/2018, 10:07 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Jika Anda tengah berakhir pekan di Semarang atau di Salatiga dan ingin merasakan suasana Ramadhan yang berbeda, datanglah ke Pondok Pesantren Wali (Wakaf Literasi Islam Indonesia. Lokasinya ada di desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Di pesantren yang diasuh oleh KH Anis Maftuhin ini, tak hanya ada aktivitas tadarus, tarawih atau mengaji kitab-kitab klasik seperti pada umumnya pesantren di Nusantara. Namun, ada kegiatan yang unik yang mungkin tak dijumpai di pesantren lainnya.

Keunikan itu adalah nonton bareng atau nobar film-film Islam. Nobar digelar di pelataran joglo Pondok Pesantren Wali, setiap Sabtu malam, sehabis shalat tarawih.

Pada Sabtu (19/5/2018) malam, yang merupakan minggu pertama di bulan Ramadhan, fim yang diputar adalah Mahrajan Wali Jawi, sebuah film dokumentasi kegiatan Festival Wali Songo tahun 1999.

"Ini tadi merupakan malam pertama dari empat kali pertemuan yang diagendakan setiap malam minggu. Dikemas dalam situasi nobar ala 'misbar' atau gerimis bubar, membuat yang hadir akan merasakan suasana yang eksotis," kata Humas Ponpes Wali, Hafyz Marshal, Minggu (20/5/2018).

"Apalagi ditemani kopi, teh, air putih dan camilan seadanya," kata Hafyz.

Baca juga: Bubur Suro, Hidangan Khas Ramadhan Warga Palembang

Hafyz menjelaskan, banyak ilmu berkelas dari KH Musthofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya, Emha Ainun Najib (Cak Nun), dan kiai lainnya yang dipaparkan dalam film dokumentasi dakwah para wali ini.

Para santri, assatidz, wali santri dan masyarakat tengah menyaksikan Film Mahrajan Wali Jawi di pelataran joglo Pondok Pesantren Wali (Wakaf Literasi Islam Indonesia) di desa Candirejo, Kecamatan   Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/5/2018) malam.KOMPAS.com/Syahrul Munir Para santri, assatidz, wali santri dan masyarakat tengah menyaksikan Film Mahrajan Wali Jawi di pelataran joglo Pondok Pesantren Wali (Wakaf Literasi Islam Indonesia) di desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/5/2018) malam.
Film ini juga menjelaskan tentang sejarah agama Islam di Nusantara, sejak era Wali Songo dengan jalan budaya dan juga tanpa peperangan.

"Film Mahrojan Wali Jawi ini sengaja diputar untuk membangkitkan semangat dan meneladani perjuangan para wali yang penuh kelembutan dan kasih sayang dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara ini," ujar Hafyz.

Sementara itu Kiai Anis selaku pengasuh Ponpes Wali mengungkapkan bahwa festival Film Dokumenter Islam bertema besar "Merawat dan Mengkaji Kekayaan Khasanah Literasi Islam untuk Kemajuan Indonesia" ini akan menjadi kegiatan rutin Ponpes Wali setiap Ramadhan.

Diharapkan dengan pemutaran film dokumenter kisah perjuangan ulama Nusantara ini akan menambah wawasan para santri tentang Islam yang wasathiyah (jalan tengah, moderat) atau Islam yang rahmatan lil alamiin.

"Tujuannya adalah memberikan asupan-asupan informasi dan wawasan keislaman kepada para santri dan masyarakat dalam kemasan yang lebih kreatif dan menghibur," kata Anis.

Baca juga: Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Masjid

Kegiatan yang bertajuk Festival Film Dokumenter Islam ini diikuti oleh para santri, ustaz, wali santri, dan masyarakat sekitar Ponpes Wali. Mereka sangat antusias menyimak film yang dimulai pukul 21.00 WIB dan berakhir pukul 00.00 WIB.

Para santri bersyukur hingga akhir acara tidak turun hujan, sehingga tidak terjadi misbar atau gerimis bubar.

Pada akhir acara, diskusi pengulasan dan kesan mengenai film tersebut oleh santri menjadi penutup.

"Saya cukup terkesan dengan acara seperti ini. Mengaji dengan cara yang menarik," kata Indah Nur Nafiah, salah satu santriwati Ponpes Wali.

Seperti halnya metode dakwah para Wali Songo ketika menyebarkan agama Islam di Nusantara, Ponpes Wali berusaha memberikan pemahaman tentang Islam yang toleran kepada para santri dan masyarakat di sekitarnya elalui semangat literasi yang saat ini terus dikembangkan.

"Karena di dalam sejarah para pali ini banyak terdapat pelajaran yang bisa dipetik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita dimasa sekarang dan di masa yang akan datang," ucapnya.

Kompas TV Sebuah masjid di Solo, Jawa Tengah punya tradisi yang rutin digelar setiap bulan puasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com