Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Radikalisme, Penyuluh Agama Dapat Pembekalan "Ayat-Ayat Damai"

Kompas.com - 09/05/2018, 19:03 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah penyuluh agama di Jawa Timur mendapat pembekalan tentang pencegahan paham radikalisme dan tindakan terorisme di Hotel Ijen Suites, Kota Malang, Rabu (9/5/2018).

Harapannya, penyuluh agama yang tersebar di seluruh kecamatan ikut andil dalam deteksi dini aksi terorisme.

Pembekalan bertajuk "Ayat-ayat Damai, Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme" itu diikuti oleh penyuluh lintas agama, yakni dari Islam, Kristen, Hindu dan Katolik.

Kasi Penyuluh Agama pada Kementerian Agama RI Amirullah mengatakan, terdapat 81.000 penyuluh agama untuk semua agama di Indonesia. Jumlah penyuluh sebanyak itu tersebar di setiap kecamatan. Masing-masing kecamatan memiliki delapan orang penyuluh agama.

Baca juga : Generasi Milineal Rawan Disusupi Radikalisme

Spesifikasinya pun bermacam-macam. Selain tentang kekeluargaan, zakat dan wakaf, ada juga yang menjadi penyuluh tentang antiradikalisme dan kerukunan.

Amirullah berharap, para penyuluh tidak hanya mengajarkan tentang keagamaan, tapi juga tentang keutuhan berbangsa. Nantinya, penyuluh juga diharapkan bisa membuat peta masyarakat yang rawan terjadi konflik.

"Jadi kita berharap penyuluh agama kedepan bukan saja bicara pada persoalan-persoalan agama, tetapi juga persoalan-persoalan negara. Penyuluh agama mampu membuat peta keagamaan. Mana wilayah-wilayah yang rawan konflik. Mana wilayah-wilayah yang sedang, yang aman yang damai," katanya.

Dengan adanya pemahaman tentang radikalisme dan terorisme, para penghulu bisa berperan aktif dalam mencegah terjadinya aksi yang berujung pada tindakan kekerasan tersebut.

"Jadi radikalisme atau wilayah-wilayah yang rawan konflik itu bisa diminimalisir dan dideteksi secara cepat. Karena memang cuma Kementerian Agama yang punya penyuluh sampai ke bawah. Tinggal bagaimana ini dimanfaatkan maksimal oleh negara untuk meminimalisir segala persoalan-persoalan bangsa," ungkapnya.

Baca juga : Di Depan 100 Ulama Dunia, Jokowi Singgung Medsos yang Dipakai Sebar Radikalisme

Kasi Partisipasi Masyarakat pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Setyo Pranowo mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama untuk pencegahan paham radikalisme.

"Penyuluh kita kuatkan lagi, supaya dia lebih tahu dan memahami apa itu radikalisme dan terorisme. Bisa mendeteksi dini, kita kuatkan, meskipun dari Kementerian Agama sebagai usernya langsung," katanya.

Tidak hanya penyuluh, di lain pihak, BNPT juga sudah menggandeng para pemuda untuk andil dalam pencegahan paham radikal.

"Tidak hanya penyuluh. Di tempat lain kita ada pemuda. Anak-anak muda," katanya.

Sementara itu, paham radikal sudah menyasar ke setiap lini usia. Bahkan ada juga anak usai 14 tahun dan 16 tahun yang sudah terkontaminasi paham radikal. Rata-rata mereka terjangkit ajaran radikalisme melalui internet.

"Ada juga yang tekena virus radikalisme. Rata-rata internet dan website," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com