Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Ini Kaget Jasad Korban Sumur Minyak yang Ia Evakuasi adalah Temannya

Kompas.com - 30/04/2018, 06:38 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Pemadaman semburan api di lokasi ledakan sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Perlak, Aceh Timur melibatkan berbagai pihak.

Mulai dari petugas pemadam kebakaran, kepolisian, hingga relawan. Satu di antaranya adalah Suherdi. Ia merupakan relawan tim Unit Reaksi Cepat (URC) Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). 

Pemilik kode RAPI JZ01DAS ini terlibat langsung dalam upaya pemadaman api saat ledakan terjadi di sumur pengeboran minyak tradisional tersebut.

“Sejak menerima informasi ledakan pada Rabu pukul 03.00 pagi, kami sudah menuju lokasi. Saat itu kami tidak menyangka akan terjadi kebakaran hebat," kisah Suherdi, kepada Kompas.com, belum lama ini.

"Akhirnya kami berkomunikasi dengan pihak pemadam kebakaran untuk bisa memadamkan api,” tambahnya.

(Baca juga : Korban Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur Mencapai 23 Orang)

Selama 24 jam Suherdi terjaga dan terus berjibaku di lapangan. Selain ikut memadamkan api, bersama tim pemadam kebakaran, Suherdi ikut mengevakuasi korban kebakaran, yang diketahuinya kemudian banyak yang meninggal dunia.

Kaget, tidak menyangka, dan syok, ternyata salah satu korban yang dievakuasinya adalah temennya sendiri bernama Sudaryono.

“Saya tidak menyangka kalau salah satu korban meninggal adalah teman saya. Dia adalah junior saya dalam pelatihan pendidikan dasar upaya penyelematan dari bencana. Kami juga pernah bersama dalam sebuah grup band musik. Dia juga teman adik saya,” kisah Suherdi.

Suherdi mengaku tidak tahu pasti, kapan Sudaryono ikut dalam aktivitas pengeboran minyak tradisional. Sebab ia sudah lama tidak bertemu.

“Saya baru tahu pagi ini, bahwa salah satu jenazah yang kami evakuasi adalah teman saya Sudaryono. Saya sempat syok. Namun saya tetap menjalankan tugas-tugas sebagai relawan, mengamankan lokasi bersama petugas lainnya,” ungkapnya.

(Baca juga : 8 Korban Ledakan Sumur Minyak Lewati Masa Kritis )

Suherdi dan tim lainnya mengaku kewalahan mengamankan lokasi dari kunjungan warga. Meski sudah dipasang police line, warga banyak yang tidak mempedulikannya.

Bahkan warga yang datang dari berbagai derah ini terus merangsek mendekat ke arah sumur.

“Susah mengendalikan warga, tapi polisi terus berjaga dan mengamankan lokasi. Kini aksi pemadaman api memang sudah berhenti karena semburan api juga sudah berhenti. Namun petugas dan relawan masih terus berjaga di lokasi,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Aceh Timur, Hasballah HM Thaib alias Rocky menegaskan, penyulingan minyak ilegal di Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, harus ditutup.

Hal itu dianggap mendesak mengingat ledakan dan kebakaran hingga menimbulkan korban jiwa sudah terjadi berulang kali. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com