Salin Artikel

Relawan Ini Kaget Jasad Korban Sumur Minyak yang Ia Evakuasi adalah Temannya

Mulai dari petugas pemadam kebakaran, kepolisian, hingga relawan. Satu di antaranya adalah Suherdi. Ia merupakan relawan tim Unit Reaksi Cepat (URC) Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). 

Pemilik kode RAPI JZ01DAS ini terlibat langsung dalam upaya pemadaman api saat ledakan terjadi di sumur pengeboran minyak tradisional tersebut.

“Sejak menerima informasi ledakan pada Rabu pukul 03.00 pagi, kami sudah menuju lokasi. Saat itu kami tidak menyangka akan terjadi kebakaran hebat," kisah Suherdi, kepada Kompas.com, belum lama ini.

"Akhirnya kami berkomunikasi dengan pihak pemadam kebakaran untuk bisa memadamkan api,” tambahnya.

Selama 24 jam Suherdi terjaga dan terus berjibaku di lapangan. Selain ikut memadamkan api, bersama tim pemadam kebakaran, Suherdi ikut mengevakuasi korban kebakaran, yang diketahuinya kemudian banyak yang meninggal dunia.

Kaget, tidak menyangka, dan syok, ternyata salah satu korban yang dievakuasinya adalah temennya sendiri bernama Sudaryono.

“Saya tidak menyangka kalau salah satu korban meninggal adalah teman saya. Dia adalah junior saya dalam pelatihan pendidikan dasar upaya penyelematan dari bencana. Kami juga pernah bersama dalam sebuah grup band musik. Dia juga teman adik saya,” kisah Suherdi.

Suherdi mengaku tidak tahu pasti, kapan Sudaryono ikut dalam aktivitas pengeboran minyak tradisional. Sebab ia sudah lama tidak bertemu.

“Saya baru tahu pagi ini, bahwa salah satu jenazah yang kami evakuasi adalah teman saya Sudaryono. Saya sempat syok. Namun saya tetap menjalankan tugas-tugas sebagai relawan, mengamankan lokasi bersama petugas lainnya,” ungkapnya.

Suherdi dan tim lainnya mengaku kewalahan mengamankan lokasi dari kunjungan warga. Meski sudah dipasang police line, warga banyak yang tidak mempedulikannya.

Bahkan warga yang datang dari berbagai derah ini terus merangsek mendekat ke arah sumur.

“Susah mengendalikan warga, tapi polisi terus berjaga dan mengamankan lokasi. Kini aksi pemadaman api memang sudah berhenti karena semburan api juga sudah berhenti. Namun petugas dan relawan masih terus berjaga di lokasi,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Aceh Timur, Hasballah HM Thaib alias Rocky menegaskan, penyulingan minyak ilegal di Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, harus ditutup.

Hal itu dianggap mendesak mengingat ledakan dan kebakaran hingga menimbulkan korban jiwa sudah terjadi berulang kali. 

“Aparat penegak hukum harus segera menertibkan sumur-sumur minyak ilegal ini. Begitu juga dengan PT Pertamina harus menutup sumur yang telah dibuka oleh masyarakat,” pinta Bupati.

Beberapa waktu lalu, kebakaran di lokasi penyulingan minyak mentah secara tradisional juga terjadi hingga menyebabkan sejumlah pekerja meninggal dunia.

Sumur bor bermulut dengan diameter 4 inch ini memiliki kedalaman lebih dari 500 meter. Sumur ini dikelola warga cukup lama.

Warga menyuling sendiri minyak mentah untuk dihasilkan minyak tanah, solar, dan bensin.

Kemudian, minyak tersebut dijual ke sejumlah perusahaan swasta, seperti perusahaan pengolah aspal (AMP) baik yang ada di Aceh Timur maupun Sumatera Utara dan juga sesama warga. Harga yang dipatok Rp 600.000 per drum.

Warga pun sudah menjadikan pekerjaan mengebor dan mengumpulkan minyak mentah ini sebagai upaya mencari nafkah sehari-hari.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/30/06384941/relawan-ini-kaget-jasad-korban-sumur-minyak-yang-ia-evakuasi-adalah-temannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke