Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Terjadi pada Calista, Kesalahan Orang Dewasa dan Lingkungannya"

Kompas.com - 28/03/2018, 12:57 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebut kasus penganiyaan bayi Calista di Karawang karena kesalahan orang dewasa dan kurangnya kepedulian lingkungan.

"Apa yang terjadi pada Calista itu adalah kesalahan orang dewasa. Orang dewasa tidak sekadar ibu Sinta saja, tapi juga lingkungannya," ujar Ketua KPA Aris Merdeka Sirait, baru-baru ini.

Menurutnya, orang dewasa seharusnya memberikan perlindungan kepada anak, bukan malah mengabaikan.

"Oleh karena itu yang disalahkan siapa? tentu orang dewasa, baik yang berlatar belakang PNS, apakah dia pedagang, apakah dia sopir, pokoknya orang dewasa yang kita persalahkan," tandasnya.

(Baca juga : Proses Hukum Penganiayaan Bayi Calista Dipastikan Akan Berlanjut)

Selain itu, kata dia, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di sekitar perlu ditumbuhkan kembali melalui edukasi.

Selain itu, kata dia, kekerasan terhadap anak bisa terjadi lantaran para orangtua menganggap anak tidak mempunyai hak dan merupakan hak 'milik'. Sebab, jika bukan bukan miliknya, pasti tidak berani melakukan kekerasan.

"Coba kalau anak tetangga nakal pasti tidak berani. Tapi karena anak kita anggap sebagai milik, karena kita punya otoritas, kita pukul. Padahal di dalam konteks agama konteks hukum, HAM (Hak Asasi Manusia), anak berhak dilindungi oleh semua orang dari tindakan kekerasan itu," jelasnya.

Aris mengatakan, nilai-nilai keagamaan, spiritual, religius, dan kekerabatan sudah mulai luntur. Padahal, Indonesia dikenal beradab dan mempunyai nilai-nilai, serta kultur yang baik. "Sekarang sudah tidak ada lagi," tuturnya.

Karenanya, ia berharap nilai-nilai kekerabatan dibangun kembali. Sebab, di dalamnya terdapat ketahanan keluarga dan nilai-nilai keagamaan. Sehingga solidaritas dan nilai spiritual menjadi utuh.

"Jangan kira orang solidaritas hanya pada orang di luar rumah, tetapi solidaritas berlaku juga di dalam rumah. Perempuan juga harus dihargai," tandasnya.

(Baca juga : Calista, Bayi Korban Penganiayaan Ibunya, Meninggal Dunia)

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyelenggarakan 'Gerakan Perlindungan Anak Sekampung', untuk menjaga dan melindungi anak-anak, baik di sekolah maupun di kampung (lingkungan rumah).

"Makanya dengan Bupati (Karawang) hari Jumat ini akan menggerakkan, mendeklarasikan Karawang bebas kekerasan," tandasnya.

Kematian Calista yang menjadi korban kekerasan pun menjadi motivasi digelarnya kegiatan tersebut. Kegiatan akan dimulai dengan membagikan peluit.

"Supaya nanti kalau ada anak-anak yang terserang (kekerasan), baik itu di rumah di sekolah, bisa pakai sempritan (peluit)," tuturnya.

Kompas TV Tewasnya bayi Calista setelah 15 hari koma diduga menjadi korban penganiayaan ibu kandungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com