Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2018, 07:11 WIB
Caroline Damanik

Editor

Sumber

PEKANBARU, KOMPAS.com — Namanya Bulan Karunia Rudianti. Usianya beranjak 10 tahun. Gadis kecil ini mendadak tenar karena surat yang ditulisnya untuk Presiden RI Joko Widodo. Dalam suratnya, putri bungsu dari pasangan Rudi Arifin dan Purwanti yang tidak memiliki kaki ini meminta kursi roda kepada Jokowi.

Purwanti, ibunda Bulan, mengatakan, Bulan adalah putri bungsu dari tiga bersaudara. Bulan, menurut dia, adalah sosok anak perempuan yang tangguh.

Saat hamil Bulan, Purwanti menuturkan, dia tak merasa ada keanehan sedikit pun. Hingga memasuki masa kandungan lima bulan, ia sering merasa sakit yang luar biasa.

"Rasanya seperti mau melahirkan saja. Sakitnya tak tertahankan. Sempat saya minta ke dokter biar dikeluarkan saja (bayinya), tetapi dokter bilang enggak usah, lagian bayinya sudah lengkap. Dikasih obat saja," ungkap Purwanti, Senin (19/3/2018).

(Baca juga: "Terima Kasih Bapak Presidenku, Bulan Harap Bisa Cium Tangan Bapak Langsung")

Kemudian, hingga kandungan memasuki usia delapan bulan, saat USG dilakukan, mereka melihat janin di kandungannya tidak memiliki kaki.

"Saya tanya ke dokter. Dok, kok, kakinya tidak kelihatan. Dokter bilang ibu banyakin gerakan, seperti ngepel, sujud, biar posisi sang anak berubah dan kakinya kelihatan," ucapnya.

Pada 7 Juli 2007, operasi caesar dilakukan dan bayi Bulan lahir ke dunia. Saat itulah, Purwanti dan suami beserta anggota keluarga lainnya tahu bahwa Bulan tak punya kaki.

Purwanti dan keluarga syok.

Bulan Karunia Rudianti, bocah difabel kelas III SD di Pekanbaru, mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Dia meminta kursi roda kepada Jokowi.dok. Instagram Bulan Karunia Rudianti, bocah difabel kelas III SD di Pekanbaru, mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Dia meminta kursi roda kepada Jokowi.
"Kalau menurut dokter karena virus. Makanya anak saya lahir tanpa kedua kaki," ujarnya.

Dia dan suami memutuskan tidak larut dalam kesedihan dan menerima Bulan sebagai karunia terindah dari Tuhan yang diamanahkan kepada mereka.

(Baca juga: Cerita Polisi Anak Pemecah Batu Cium Kaki Ayah, Dulu Tak Dianggap Kini Semua Datang Menyalami)

Meski tidak memiliki kaki, seiring berjalannya waktu, Bulan terus tumbuh menjadi anak yang ceria, bersemangat, dan pintar.

Untuk jalan, dia mengandalkan kedua tangannya. Terkadang di rumah, dia berjalan dengan bantuan skateboard.

Kuat meski diejek

Saat ini, Bulan sudah duduk di kelas III di SD Negeri 88 Pekanbaru. Jika merujuk usianya, Bulan seharusnya sudah kelas V.

Hal ini disebabkan orangtuanya kesusahan mencari sekolah yang mau menerima kondisi Bulan. Bulan juga beberapa kali mengadu bahwa dia diejek teman-temannya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com