BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jabar Rahmat Syafei mengaku prihatin dengan peristiwa rekayasa penganiayaan yang dilakukan UR, marbut (penjaga masjid) masjid di Garut.
"Mendengar peristiwa ini menggetarkan hati. Betul dugaan saya tak mungkin kecuali melakukan kebohongan. Seandainya itu terjadi, ini merupakan kebohongan dengan dosa besar," jelasnya.
Syafei mengatakan bahwa ada salah satu temannya yang termakan informasi penganiayaan tersebut. Namun kini, ia merasa lega lantaran informasi tersebut bohong atau hoaks.
"Teman saya di Garut termakan oleh berita dia. Ternyata benar bahwa ini hoaks, saya lega, apabila ada masyarakat yang meragukan dan suuzon, itu sesuatu hal yang tak perlu," katanya.
Baca juga : Marbut Masjid yang Rekayasa Penganiayaan di Garut Dapat Sepeda hingga Uang
Rahmat mengaku sangat prihatin dengan peristiwa itu. Apalagi, pelaku, UR adalah seorang marbut masjid.
"Ini betul prihatin apalagi posisinya marbut di masjid, sangat-sangat perbuatan keji, sehingga pengaruhnya besar untuk mukmin. Ini perbuatan yang sangat dimurkai, dilaknat Allah," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi.
"Dalam keterangan bahwa kejadian rekayasa merupakan dosa besar sama dengan melakukan zinah," katanya.
Sebelumnya diberitakan, penganiayaan terhadap marbut masjid di Garut viral di media sosial. Polisi pun mendapat laporan bahwa peristiwa yang ternyata rekayasa itu terjadi pada Rabu (28/2/2018) sekitar pukul 04.20 WIB.
Baca juga : Begini Cara Marbut Masjid di Garut Merekayasa Penganiayaannya Sendiri
Polisi kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan prarekonstruksi, namun hasilnya tidak ditemukan adanya bukti luka di tubuh korban. Patroli polsek setempat pun tidak menemukan ada orang di sekitar lokasi, begitu pun dengan saksi dan kendaraan. Sedangkan robekan pada baju UR, menurut pihak kepolisian, dilakukan dengan sengaja.
Sebelumnya, UR mengaku ia dianiaya oleh lima orang. Namun setelah diselidiki, pengakuan itu ternyata bohong. UR pun akhirnya mengakui kebohongan tersebut.