Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Marbut Masjid di Garut Merekayasa Penganiayaannya Sendiri

Kompas.com - 01/03/2018, 20:49 WIB
Agie Permadi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi berhasil mengungkap berita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan marbut (pengurus masjid) berinisial UR yang direkayasa oleh UR sendiri. Kini UR harus berhadapan dengan hukum akibat rekayasa tersebut.

Polda Jabar menggelar rilis pengungkapan rekayasa tersebut di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (1/3/2018), dengan menghadirkan UR. Di hadapan media, UR mengakui bahwa rekayasa tersebut dilakukannya sendiri tanpa dibantu orang lain ataupun pihak yang menyuruhnya melakukan hal tersebut.

"Enggak ada (yang menyuruh), itu ide dari otak saya yang kotor lagi pusing. Enggak ada yang nyuruh, itu murni (rekayasa sendiri). Saya melakukan itu sendiri, saya sendiri yang mengikat," jelas UR.

UR berharap apa yang dilakukannya tidak tersebar luas dan menyebabkan persepsi negatif di masyarakat. "Semua itu jangan sampai melebar luas, itu murni perbuatan rekayasa yang salah, karena masuk pengaruh pikiran saya yang kurang baik," ucapnya.

UR pun mengaku mengikat dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. "Enggak, saya sendiri yang mengikat. Kalau perlu saya boleh praktikkan cara mengikat saya sendiri. Jadi ini jangan sampai bapak-bapak nyangka saya dibantu orang lain, tapi murni saya yang lakukannya sendiri," tuturnya.

Baca juga: Polda Jabar: Berita Penganiayaan Marbut Masjid di Garut adalah Hoaks

UR pun lantas mempraktikkan cara mengikat dirinya sendiri. Awal mula UR menyiapkan kursi dengan posisi jatuh dengan dudukan yang dibuka sehingga terlihat seakan ada perselisihan yang membuat kursi tersebut jatuh. Setelah itu, UR menutup matanya sendiri dengan sorban warna merah, kemudian merobek baju putih dan kopiah yang dipakainya.

Setelah itu, ia mengikat kedua kakinya dengan mukena warna oranye. Terakhir, ia menyimpulkan mukena lainnya di tangan kanannya dan menempatkannya di belakang punggung agar ikatan terlihat kencang. UR menyimpulkan ikatan itu menjadi kecil dan memasukkan bagian lengan lainnya seakan kedua tangannya terikat ke belakang.

Seusai ikatan itu dilakukan, UR kemudian menjatuhkan dirinya di pinggir kursi yang terjatuh tersebut seakan dirinya sudah mengalami penganiyaan.

Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut direkayasa oleh tersangka UR sendiri. "Jadi ini (peristiwa) dilakukan oleh yang bersangkutan sendiri. Dia sendiri melakukan," tuturnya.

Baca juga: Marbut Masjid Ini Rekayasa Penganiayaan demi Belikan Anak Mesin Bubut

Kompas TV Tiga oknum anggota polisi diketahui bertugas di Unit Reskrim Polsek Kali Doni Palembang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com