Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Sabu Diproduksi di Perbatasan China Daratan dan Myanmar

Kompas.com - 23/02/2018, 20:03 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, sabu yang berhasil diamankan di perairan, terutama dari Kepulauan Riau, diproduksi dari tanah tidak bertuan. Letaknya berada di perbatasan Myanmar dan China Daratan. 

 

"Sabu ini merupakan produksi atau buatan dari pabrik yang berada di perbatasan Myanmar dan China Daratan," ujar Tito, Jumat (23/2/2018).

Letaknya yang berada di perbatasan membuat gudang ini bebas memproduksi sabu. "Karena tanah tidak bertuan, jadi tidak ada yang melarang. Hasil produksinya pun dengan mudah disalurkan ke seluruh dunia," ungkap Tito.

Untuk peredaran di Indonesia, Tito mengungkapkan, jaringan internasioanal ini mengunakan beberapa jalur laut, mulai dari Laut China Selatan hingga jalur Selat Malaka dan Samudra Hindia.

(Baca juga: Kapolri Kantongi Identitas Pemesan 1,6 Ton Sabu)

"Jalur Laut China Selatan biasanya berakhir di kawasan perairan Indonesia timur atau masuk ke perairan Pulau Jawa. Sementara untuk Selat Malaka, jalur ini kerap memutar dan melintasi Samudra Hindia hingga menuju ke perairan Australia dan bisa juga berakhir di wilayah timur Indonesia," tutur Tito.

Namun, sambung Tito, masih ada beberapa jalur laut yang kerap dipergunakan jaringan internasional ini.

"Hanya saja, kami enggan mengutarakan semua jalur yang dipergunakan, takutnya para mafia narkoba ini menggunakan jalur lain lagi," beber Tito.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah harus terus meningkatkan kewaspadaan. Hal ini mengingat saat ini ancaman peredaran narkoba sangat berbahaya di Indonesia.

"Bayangkan saja, Indonesia yang merupakan negara kepulauan, tentunya banyak pintu masuk yang bisa mendukung aktivitas mafia narkoba ini," ungkap Sri Mulyani.

(Baca juga: Kronologi Penangkapan Kapal yang Bawa 1,6 Ton Sabu di Batam)

"Jika ke depan tidak terjalin kekompakan dalam beroperasi, akan menjadi ancaman berbahaya bagi Indonesia. Karena kita tidak bisa menyetop suplai yang masuk ke Indonesia," tambahnya.

Sri Mulyani berharap, selain meningkatkan sinergi, teknologi juga terus diperbaiki. Hal itu merupakan faktor pendukung dalam upaya penindakan penyelundupan yang dilakukan mafia ke Indonesia.

Kompas TV Setiap operasi merupakan kerja sama yang terintegrasi dari seluruh komponen dan seluruh institusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com