Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau di Dunia Ini Hanya Tersisa Satu Kebaikan, Maka Kita Berikan Itu kepada Hofni"

Kompas.com - 06/02/2018, 18:27 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Hopni Indro Gutanjala hanya bisa merintih kesakitan sambil terbaring di tempat tidurnya.

Bayi penderita Hidrosefalus ini terus menangis karena kondisi kesehatannya yang terus menurun dari hari ke hari.

Kondisi kepala Hofni yang terus membesar menjadi salah satu penyebab putra pasangan Yanti Gutanjala (22) dan Beno Unwakoli (24) ini hanya bisa terbaring dalam kondisi sangat memprihatinkan di atas tempat tidurnya di sebuah rumah papan sederhana di Keluarahan Siwalima, Kecamatan Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.

Berbagai cara telah dilakukan Yanti demi kesembuhan bayi laki-laki berusia dua tahun ini, termasuk membawanya ke Rumah Sakit Cendrawasi Dobo. Namun usahanya belum membuahkan hasil karena keluarga Hofni tidak punya biaya yang cukup untuk pengobatan bayi malang tersebut.

Menurut Yanti, putranya itu lahir dalam kondisi sangat normal. Namun menjelang usia tiga bulan, kepala Hofni mulai menandakan tanda-tanda perubahan dan akhirnya membesar.

Yanti menceritakan, saat usia kandungannya menginjak 8 bulan, dia pernah terjatuh dan perutnya sempat membentur tanah. Namun waktu itu Yanti tidak merasa sesuatu terjadi pada kandungannya, sehingga dia memilih tidak memeriksakan kendungannya itu ke dokter.

“Waktu usia kandungan saya 8 bulan saya pernah jatuh tapi saya tidak ke dokter karena tidak punya uang. Dan, waktu anak saya lahir kondisnya normal, tapi setelah tiga bulan kepalanya mulai membesar sehingga membuat kami sedih,” kata Yanti kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).

Baca juga : Donasi Pembaca Kompas.com buat Ortu Selly, Penderita Hidrosefalus, Bisa Tebus Surat Rumah

Setelah kepala Hofni terus membesar dan daya tahan tubuhnya mulai melemah, Yanti yang tinggal dengan kakek dan neneknya itu mulai panik. Meski tidak memiliki biaya, Yanti memutuskan untuk membawa putranya itu ke Rumah Sakit Cendrawasih Dobo untuk proses penyembuhan.

Sayangnya, dokter yang ada di rumah sakit tersebut tidak bisa menangani penyakit putranya itu karena minimnya peralatan medis. Pihak rumah sakit kemudian mengeluarkan surat rujukan agar pihak keluarga membawa Hofni ke rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. Surat rujukan itu dikeluarkan pihak rumah sakit pada tanggal 2 bOktober 2017.

Menurut Yanti, surat rujukan itu tidak bisa digunakannya untuk membawa Hofni ke Makassar karena dia tidak punya biaya. Kondisi Yanti semakin berat karena suaminya memilih pergi meninggalkannya di saat Hofni masih berada di dalam kandungan.

“Suami sudah pergi meninggalkan saya sejak Hofni masih dalam kandungan, jadi selama ini saya sendiri yang berjuang untuk kesembuhan anak saya,” kata Yanti dengan suara bergetar.

Ibu muda yang kini berstatus janda ini mengaku sempat putus asa dengan keadaan yang dialami putranya itu. Namun dia sadar Hofni adalah harapan hidupnya. Karenanya dia terus berusaha dengan berbagai cara agar putranya itu bisa tetap sembuh.

Karena tidak punya biaya, Yanti hanya bisa memberikan obat-obatan seadanya kepada putranya. Obat-obatan yang diberikan berupa daun-daunan yang direbus dan sebagian lagi ditempelkan ke kepala Hofni.

“Saya merebus daun pinahong lalu memberikan kepada Hofni, saya juga menempelkan ke kepalanya,” ujarnya.

Berharap uluran tangan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com