Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Terkini Selly, Penderita Hidrosefalus yang Sempat Ketuk Hati Pembaca "Kompas.com"

Kompas.com - 20/01/2018, 15:39 WIB
Hamzah Arfah,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com – Masih ingat dengan Selly Anggraeni? Anak balita dari pasangan Khusaeri dan Mukhlis, warga RT 2 RW 1 Dusun Amburan, Desa Kandangan, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, itu terlahir menderita hidrosefalus. Penderitaan Selly sempat mengetuk hati para pembaca Kompas.com pada pertengahan 2016.

Saat ditemui Kompas.com dalam acara sosial yang digelar oleh Yayasan Omah Dhuafa di Pendopo Alun-alun Gresik, Sabtu (20/1/2018), kondisi Selly yang kini sudah berusia lima tahun terlihat lebih sehat dari sebelumnya meski kepalanya masih tampak membesar.

“Iya, dapat undangan dari Omah Dhuafa, yang menjadi penopang kehidupan kami saat ini selain dari pemerintah. Kami diundang bersama dengan orang-orang tidak punya yang lain untuk mendapatkan santunan,” tutur Khusaeri, Sabtu.

Khusaeri menuturkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari Selly banyak dibantu oleh Yayasan Omah Dhuafa. Meskipun demikian, untuk biaya pengobatan saat ini sudah mendapat tanggungan dari pihak pemerintah.

“Untuk berobat ke rumah sakit memang gratis, sudah ditanggung oleh pemerintah dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Tapi, di luar itu untuk keperluan beli susu dan beli pampers (popok) setiap bulan dari Omah Dhuafa,” terangnya.

Baca juga: Derita Selly, Bocah 3 Tahun Pengidap Hidrosefalus

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani tersebut juga menuturkan, BPJS yang saat ini didapatkan oleh Selly juga lantaran dijembatani oleh Yayasan Omah Dhuafa. Padahal, keluarga ini sebelumnya sempat mengaku kesulitan untuk mendapatkan BPJS sehingga pengobatan untuk Selly sempat menggunakan dana pribadi. Bahkan dia harus menggadaikan sertifikat rumah serta barang-barang berharga yang dimiliki.

“Sumbangan sekarang memang sudah banyak yang kasih, banyak yang iba dengan kondisi Selly, termasuk media Mas (para pembaca Kompas.com). Tapi memang yang aktif dan rutin kasih setiap bulan itu Omah Dhuafa. Seperti kemarin pada saat operasi ketiga di Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya. Biaya rumah sakit dan obat memang gratis, tapi keperluan seperti uang makan dan keperluan lain dapat bantuan dari Omah Dhuafa,” ujar Khusaeri.

Baca juga: Tergeletak di Tanah Beralas Terpal, Selly Hanya Bisa Tersenyum dan Menangis

Sebelumnya, Kompas.com bekerja sama dengan kitabisa.com juga sempat membuka rekening penggalangan dana untuk Selly. Sejak dibuka pada 27 Oktober 2016 dan disalurkan pada akhir November 2016, terkumpul donasi Rp 44.803.600. Namun, setelah dikurangi biaya administrasi kitabisa.com, jumlah donasi yang diterima oleh pihak keluarga menjadi Rp 44.355.622.

“Terima kasih kepada media Mas dan semua pihak yang telah banyak membantu Selly untuk bisa sembuh dari penyakit ini, termasuk Omah Dhuafa. Semoga apa yang sudah diberikan bisa segera membuat Selly sembuh,” tambah Mukhlis.

Baca juga: Terima Bantuan Pembaca Kompas.com, Orangtua Selly Akan Tebus Rumah yang Digadaikan

Sementara itu, Syaikhu Busiri dan Dian Setyorini dari Yayasan Omah Dhuafa mengatakan, dana yang diberikan sebagai bantuan untuk Selly berasal dari dana para donatur yang rela menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagi dengan sesama yang kurang mampu.

“Dana itu semuanya berasal dari para donatur Omah Dhuafa yang kami salurkan kepada mereka yang tidak mampu dan dilanda kesusahan. Selain untuk Selly, kami juga melakukan kepada beberapa orang tidak mampu lain yang memang membutuhkan bantuan,” ucap Syaikhu yang diamini oleh Dian.

Bila ditilik dari tinjauan medis, hidrosefalus atau akumulasi cairan di dalam otak yang menyebabkan kepala bayi membesar bisa dideteksi sejak dalam kandungan. Penyebab hidrosefalus pun bermacam-macam, meski yang paling sering ditemui adalah karena kelainan bawaan sejak lahir yang disebabkan infeksi toksoplasmosis.

Hidrosefalus bukanlah penyakit turunan. Penyakit ini juga bisa dicegah dengan cara pemeriksaan secara rutin sebelum dan selama kehamilan, seperti tes TORCH (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus/CMV, dan Herpes simplex), bisa digunakan menjadi alternatif untuk mencegah bayi mengidap hidrosefalus.

Kompas TV Seorang bayi yang baru lahir dua minggu, menderita hidrosefalus dan sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sorong. Namun karena keterbatasan biaya, ia pun terpaksa dipulangkan dan dirawat di rumah seadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com