Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Petugas Kesehatan Gelombang Dua Diterjunkan ke 23 Distrik di Asmat

Kompas.com - 28/01/2018, 19:24 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

ASMAT, KOMPAS.com – Bupati Asmat Elisa Kambu didampingi Dansatgas Kesehatan Asmat Brigjen TNI Asep SG melepas tim kesehatan untuk bertugas ke 23 distrik yang ada di Kabupaten Asmat untuk mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak di daerah tersebut.

Tim Satgas Kesehatan yang dilepas di lapangan Yos Soedarso, Kota Agats, Kabupaten Asmat, Minggu (28/1/2018). Ini adalah Tim Satgas Kesehatan gelombang kedua, yakni sebelumnya 16–24 Januari 2018 lalu.

“Ini adalah tim kedua dalam rangka penanggulangan tanggap darurat selama 30 hari,” kata Brigjen Asep usai pelepasan tim, Minggu.

Tim yang dilepas ini berasal dari Pusat Kesehatan Mabes TNI sebanyak 55 orang, tim dari Kemenkes ada 44 orang, Pemkab Asmat sebanyak 20 orang, Babinsa 93 orang dan sebanyak 27 orang sukarelawan.

Selain itu, juga terdapat dari Polri sebanyak 10 orang, Baznas dan lainnya. Mereka terdiri dari para dokter dan perawat.

(Baca juga: Penanganan KLB di Asmat Butuh BBM untuk Jangkau Daerah Terpencil)

 

Nantinya mereka akan melaksanakan tugas selama lima hari di lapangan dan menjangkau kampung-kampung yang belum didatangi tim gelombang pertama.

“Jadi, untuk diketahui di Asmat ada 224 kampung, yang belum terjangkau tinggal 24 kampung. Yang lain sudah terjangkau semua. Itu prioritas pertama, apabila waktunya sudah selesai pada 24 kampung, nanti tetap akan menyisir kampung-kampung yang lain,” katanya.

Dikatakannya, sasaran utama adalah mencari masyarakat atau anak balita yang dampak campak dan gizi buruk serta lainnya.

“Tim ini sudah dilengkapi dengan obat-obatan dan lainnya, nanti bukan hanya campak yang dilihat tapi juga penyakit lainnya, difteri, disentri, malaria dan lainnya,” jelasnya.

Tim kesehatan yang diturunkan ini membawa bantuan yang dihimpun dari berbagai pihak termasuk Mabes TNI, Mabes Polri, Kementerian Kesehatan, Kemensos dan lainnya, termasuk swasta dan lainnya, baik bentuk vaksin maupun makanan bagi terkena dampak, termasuk pakaian layak pakai.

Diakui Asep, dari data yang ada di gudang, untuk vaksin dan obat-obatan masih mencukupi untuk dua minggu ke depan.

(Baca juga: Tak Ada di Tempat Saat Satgas Datang, 2 Kepala Distrik di Asmat Dicopot)

 

Begitu juga ada bahan makanan, termasuk bantuan dari Panglima TNI sebanyak 13 ton yang sudah tiba di Timika untuk segera didistribusikan ke Asmat.

"Jadi, tim ini dilengkapi dengan obat-obatan, vaksin, bahan makanan untuk dibagikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Asep menjelaskan bahwa tim ini lengkap dengan dokter. Dokter akan menentukan jika menemukan anak dengan gizi kurang maka akan dibawa ke puskesmas dan jika sudah terkena gizi buruk yang berat atau campak maka akan dievakuasi ke rumah sakit di Agats.

“Jika berat, ya kita rujuk evakuasi ke Timika dan Jayapura,” katanya.

Bupati Asmat, Elisa Kambu menyampaikan terima kasih kepada semua tim kesehatan, termasuk yang baru bergabung di Asmat.

“Terima kasih kepada semua tim kesehatan yang datang, ikut memberikan perhatian dan kepedulian saudara-saudara sekalian untuk mengambil bagian bersama-sama kami dalam upaya pemulihan dan penanganan KLB campak dan gizi buruk di Asmat,” katanya.

Pihaknya berharap tim satgas KLB Asmat ini, dapat melaksanakan tugas yang mulia tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Sekali terima kasih dan saya lepas tim ini,” imbuhnya.

Kompas TV Seorang ayah di Asmat, Papua, memiliki 11 anak yang 6 di antaranya, meninggal dunia akibat gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com